Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan? bukan berarti perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk atau perubahan yang terjadi ketika tangan seorang anak bengkok karena mengalami kecelakan motor. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan juga tidak termasuk dalam arti perubahan dalam pengertian belajar.
Gejala yang terjadi sekarang banyak yang tidak mengerti belajar itu seperti apa. Sebagian dari mereka juga mengatakan tentang belajar untuk belajar yang bermakna, tapi tidak tahu tentang belajar bermakna yang sebenarnya. Terkadang juga banyak terjadi salah pengertian dalam belajar yang lebih baik. Mungkin hal-hal seperti ini penting untuk diperhatikan. Tentunya dalam memahami semua ini, perlu mengacu pada teori-teori yang sudah pernah diungkapkan oleh mereka sebagai ahli dalam bidang ini.
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh ahli psikologis termasuk ahli psikologi pendidikan. jika disimpulkan, menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Pengertian secara umum, dapat dinyatakan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitar.
Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Selain itu perubahan yang terjadi dalam seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Sebab sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Teori Gestalt di ciptakan oleh Kohler dan Koffka dari jerman menjelaskan bahwa hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar. yaitu, gestal mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya, dan Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.
Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Belajar dengan insight terdiri dari beberapa sifat utamanya, yaitu:
- insight tergantung dari kemampuan dasar
- insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan
- insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati
- insight adalah hal yang harus dicari
- insight sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi yang baru dan berbeda
- belajar dengan insight dapat diulang
Selain itu, dalam teori Gestalt ini, juga terdapat prinsip-prinsip khusus yang mungkin perlu di ketahui bersama. Prinsip belajar tersebut adalah:
1. Belajar Berdasarkan Keseluruhan
Dijelaskan bahwasanya orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Setiap mata pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti daripada secara bagian.
2. Belajar Adalah Suatu Proses Perkembangan
Individu baru dapat mempelajari dan merencanakan bila mereka telah matang untuk menerima bahan materi. Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batianiah, tetap juga perkembangan karena lingkungan dan pengalaman.
3. Individu Sebagai Organisme Keseluruhan
Mereka belajar tak hanya secara inteleknya saja, tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Dalam pembelajaran modern guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga pendidik.
4. Terjadi Transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama yaitu memperoleh respons yang tepat. Mudah atau tidak problem tersebut terutama adalah masalah pengamatan, bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai dengan sebenarnya, maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.
5. Belajar Adalah Reorganisasi Pengalaman
Dalam hal ini Pengalaman merupakan suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Dalam menghadapi segala sesuatu, mereka akan menggunakan segala pengalaman yang telah dimilikinya.
6. Belajar Harus Dengan Insight
Dalam prinsip ini, Insight diartikan suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem.
7. Belajar Lebih Berhasil Bila Berhubungan Dengan Minat, Keinginan Dan Tujuan
Hal tersebut terjadi, jika banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
8. Belajar Berlangsung Terus-Menerus
Setiap individu memperoleh pengalaman tak hanya di lembaga formal namun juga dari luar, seperti pergaulan. Maka lembaga formal juga harus bekerjasama dengan pihak luar untuk membantu perkembangan setiap peserta didik secara harmonis.
Lalu Seperti Apa Belajar yang Bermakna?
Dalam memahami konsep belajar yang bermakna, maka hal-hal yang mungkin dapat kita jumpai adalah tentang tipe belajar tersebut, struktur dan proses, variabel-variabelnya dan motivasi.
Ada 2 dimensi dalam tipe-tipe belajar. pertama, dimensi menemukan dan menerima. Kedua, dimensi menghafal dan belajar bermakna. Kedua dimensi ini kalau digabungkan, akan diperoleh 4 macam belajar, yaitu penerimaan bermakna , penerimaan hafalan , penemuan bermakna , penemuan hafalan.
Dalam penerimaan pembelajaran, semua bahan yang harus dipelajari diberikan dalam bentuknya yang final dalam bahan yang disajikan. Sedangkan dalam konsep menemukan pembelajaran, tidak semua yang harus dipelajari di presentasikan dalam bentuk yang final, beberapa bagian harus dicari, di identifikasikan oleh mereka sendiri. Kemudian informasi tersebut di integrasikan ke dalam struktur kognitif yang telah ada, disusun kembali, lalu diubah, untuk menghasilkan struktur kognitif yang baru. Struktur kognitif adalah perangkat fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi yang terorganisasi yang telah dipelajari dan dikuasai.
Menemukan dan menerima adalah langkah pertama dalam belajar. langkah kedua adalah usaha mengingat atau menguasai apa yang dipelajari itu agar kemudian dapat dipergunakan. Jika seseorang berusaha menguasai informasi baru itu dengan jalan menghubungkannya dengan apa yang telah diketahuinya, terjadilah belajar yang bermakna. Namun, jika seseorang hanya berusaha mengingat informasi baru tersebut, terjadilah menghafal.
Proses mengintegrasikan informasi atau ide baru kedalam struktur kognitif yang telah ada disebut dengan subsumsi. Subsumsi ini terbagi menjadi dua macam, yaitu derivatif dan korelatif. Subsumsi derivatif, terjadi bila informasi atau ide baru adalah kasus khusus yang membantu atau menerangkan ide yang telah dipunyai, maka proses menghubungkan keduanya sehingga terjadi belajar. subsumsi korelatif, terjadi bila ide yang baru mengubah ide yang telah dipunyai, maka proses menghubungkan keduanya disebut subsumsi korelatif. Hal ini bermanfaat untuk memperkuat belajar atau mencegah lupa.
Dalam belajar bermakna terdapat variabel struktur kognitif yang terdiri dari beberapa macam. Pertama, pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini, bagaimana bahan baru dapat dipelajari dengan baik, tergantung pada apa yang telah diketahui. Kedua, diskriminabilitas. Suatu Konsep baru yang dapat dibedakan dengan jelas dengan apa yang telah dipelajari, mudah dipelajari dan dikuasai. Ketiga, kemantapan dan kejelasan. Konsep-konsep yang mantap dan jelas yang telah ada di dalam struktur kognitif akan memudahkan untuk belajar dan retensi. Namun, juga diperlukan latihan agar lebih mantap dan jelas.
Motif keberhasilan dalam belajar bermakna terdiri dari 3 komponen, yaitu, dorongan kognitif, harga diri, dan kebutuhan berafiliasi. Bagian yang termasuk dalam dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, mengerti, dan untuk memecahkan masalah. Hal ini terlihat di dalam proses interaksi antara individu dengan tugasnya. Namun, Lain halnya bagi sebagian individu yang tekun belajar melaksanakan tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, melainkan untuk memperoleh harga diri dan status.
Sedangkan untuk kebutuhan afiliasi sukar untuk dipisahkan dari harga diri. Sebagian individu terkadang berusaha belajar menguasai bahan pelajaran dengan giat untuk memperoleh penerimaan dari teman-temannya atau dari orang lain (atasan) yang dapat memberikan status kepadanya.
Apa yang Harus Diperhatikan Agar Hasil Belajar Lebih Baik?
Pertama, memperhatikan keadaan jasmani. Tidak hanya bekerja, belajar juga membutuhkan tenaga. Maka dari itu, untuk mendapat hasil yang baik, diperlukan keadaan jasmani yang sehat. Orang yang sakit, kurang makan, kurang tidur, atau alat indra yang kurang baik akan kesulitan untuk dapat belajar efektif. Hendaknya, kekurangan seperti ini harus diselesaikan terlebih dahulu.
Kedua, memperhatikan emosional dan sosial. Orang yang merasa jiwanya tertekan, dalam keadaan takut, mengalami goncangan emosi, dan tidak disukai teman, tidak akan dapat belajar secara efektif.
Ketiga, memperhatikan keadaan lingkungan. Setiap orang juga perlu memperhatikan tempat untuk belajar. tempat belajar tersebut hendaknya harus tenang, dan jauh dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi. Di lain sisi, terkadang keadaan yang terlampau menyenangkan juga dapat mengganggu konsentrasi belajar, seperti kursi yang terlalu empuk dan sebagainya. Sebelum belajar, segala sesuatu yang diperlukan harus disediakan, misalnya buku, alat tulis, komputer, dan sebagainya. Tempat belajar pun hendaknya harus bersih dan rapi.
Keempat, mulailah belajar. awalnya setiap orang pasti sering merasakan kelambatan dan keengganan bekerja. Kalau perasaan itu terlalu kuat, belajar akan seringkali di undur, bahkan tidak dikerjakan sama sekali. Kelambatan tersebut dapat musnahkan dengan perintah kepada diri sendiri untuk memulai pekerjaan secara tepat waktu. Misal, belajar wajib pukul tujuh malam tepat, mutlak.
Kelima, membagi pekerjaan. Sebelum memulai, terlebih dahulu menentukan apa yang dapat dan harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Hendaknya hindari tugas yang terlampau berat untuk dikerjakan terlebih dahulu. menyelesaikan sesuatu yang terlebih dahulu direncanakan akan memberi perasaan sukses yang menggembirakan serta menambah kegiatan belajar.
Keenam, lakukan kontrol. Setelah selesai , lakukan evaluasi bagian manakah yang telah dikuasi. Maka akan terlihat jelas bagian mana yang masih terdapat kekurangan-kekurangan. Sehingga kekurangan-kekurangan tersebut dapat di selesaikan dengan membuat strategi khusus untuk menyelesaikannya.
Ketujuh, tetap optimis. Melakukan persaingan dengan diri sendiri akan meningkatkan prestasi. Lakukan dengan semampunya, tanpa rasa terpaksa untuk menyelesaikannya secepat mungkin dan lakukan dengan sesempurna mungkin.
Kedelapan, disiplin waktu. Tentukan kapan waktu belajar dan jangka waktu belajar tanpa jeda. Jika waktu belajar adalah pukul 7 sampai 8 , maka jangan meninggalkannya. Setelah itu jika, dibutuhkan istirahat, lakukanlah sebelum memulai kembali. Artinya, jangan menyelewengkan waktu, karena itu merupakan kegagalan yang tidak berarti.
Kesembilan, menyusun rencana. Sebelum tidur, sekiranya, susunlah rencana kerja secara tertulis untuk hari esok. Dengan demikian, kita dapat menggunakan waktu dengan seefisien mungkin. Selain itu, akan terlihat bahwa selalu cukup waktu untuk belajar. rencana tersebut harus disusun dengan sedemikian rupa dengan memperhatikan variabel lain. Sehingga dapat membuat pembagian waktu yang efisien untuk setiap pekerjaan yang dilakukan.
Kesepuluh, menggunakan waktu. Menggunakan waktu dengan efisien akan dapat menghasilkan sesuatu. Waktu yang hilang pastinya tidak bisa dikembalikan lagi. Maka, perlu hitung-hitungan tentang waktu yang telah terbuang sia-sia tanpa manfaat. Dalam hal ini, hal yang perlu diingat adalah, jangan melakukan lebih dari satu tugas serempak, tetapi selesaikan tugas itu sekarang, dan jangan diundur sampai gunung kidul meletus.
Kesebelas, belajar keras tidak merusak. Belajar dengan penuh konsentrasi tidak akan merusak. Tetapi, menggunakan waktu tidur untuk belajar merupakan sesuatu yang merusak, sebab akan menyebabkan kerugian pada bagian lain, kalau kurang tidur merusak badan (sakit).
Keduabelas, cara mempelajari. Sebelum memulai membaca, terlebih dahulu ada baiknya, mencari cara untuk memperoleh gambaran tentang apa yang akan dipelajari dan dituntaskan. Misal mencari gambaran atau poin-poin utama. Maka perlu dilihat sekilas tentang gambaran dan poin utama dari buku tersebut misal daftar isi, subbab, jubul dan sebagainya.
Ketigabelas, meningkatkan kecepatan membaca. Banyak juga orang yang gagal dalam karena memang kurang membaca. Maka, diperlukan usaha untuk meningkatkan efisiensi membaca hingga nanti. Biasanya, ada standar tertentu dalam kecepatan membaca seseorang yang disesuaikan dengan beberapa hal, misal usia, pendidikan, jabatan atau sebagainya.
Keempat belas, lakukan dengan maksimal. Dalam membaca, tidak hanya mengetahui kata-kata saja, tetapi juga mengikuti jalan pikiran sipembuat bacaan. Setiap keingintahuan yang dapat berubah menjadi sebuah pengetahuan baru akan terwujud melalui pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak.
Selanjutnya, Setiap poinnya, harus diringkas dengan menggunakan gaya bahasa sendiri. Selain itu setiap sisinya yang kritis harus dibandingkan dengan apa yang telah diketahui untuk memperoleh perbandingan yang jelas agar mendapat kesimpulan baru yang lebih berkualitas.
Dari sekian banyak pembahasan, mungkin yang pertama diingat adalah arti belajar sebenarnya. Kita dapat simpulkan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitar.
Dalam memahami konsep belajar ini kita dapat mengacu pada berbagai teori belajar yang sudah banyak diungkapkan oleh para ahli. Salah satu teori yang paling banyak digunakan adalah teori gestalt. Dijelaskan, bahwa hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar. yaitu, gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya, dan Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya. Selain itu dalam teori ini diungkapkan juga Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
Dalam memahami konsep belajar yang bermakna, kita perlu mengenal tentang tipe belajar tersebut, struktur dan proses, variabel-variabelnya dan motivasi. selain itu untuk dapat belajar yang lebih baik kita perlu memperhatikan dan mulai belajar untuk memperhatikan keadaan jasmani, emosional, disiplin waktu, lingkungan, dan sebagainya.
(guidelines:)
Dakir, Pengantar Psikologi Umum, Institut Press-Ikip, Yogyakarta, 1976
Hamalik, Oemar, Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung, 1975
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, Gajah Mada Universities Press, Yogyakarta, 1970