Jabatan penghulu di Minangkabau turun-temurun dari niniak turun ke mamak, dari mamak turun ke kemenakan. Orang yang berhak mendapat atau memakai gelar penghulu adalah penghulu adalah kemenakan dekat, kemenakan di bawah dagu yaitu kemenakan yang setali darah menurut garis matrilineal.
Penghulu adalah pemimpin kaumnya, pembimbing anak kemenekan dan menjadi niniak mamak dalam nagari. Oleh karena itu seseorang yang akan menjadi penghulu adalah orang yang memenuhi syarat kepemimpinan adat Minangkabau. Syarat menjadi penghulu menurut adat adalah sebagai berikut:
Amran, Rusli. 1981. Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan.
Junus, Umar. 1984. Kaba dan Sistem Sosial Minangkabau, Suatu Problema Sosiologi Sastra. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Mahmud, St. dkk 1978. Himpunan Tambo Minangkabau dan Bukti Sejarah. Limo Kaum: Tanpa Penerbit.
Navis, A.A 1986. Alam Terkembang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Pt Pustaka Garafitipers.
Penghulu, M. Rasyid Manggis Dt. Rajo. 1982. Sejarah Ringkas Minangkabau dan Adatnya. Jakarta Mutiara.
Thaib, Darwis, glr. Dt. Sidi Bandoro. 1965. Seluk Beluk Adat Minangkabau. Bukittinggi: NV Nusantara.
Zulkarnaini. 1994. Modul Mata Pelajaran Muatan Lokal SLTP Terbuka. Jakarta: Depdikbud, Proyek Peningkatan Mutu dan Pelaksanaan Wajib Belajar SLTP.
Ramayulis, dkk. Buku Mata Pelajaran Muatan Lokal tentang Sejarah Kebudayaan Minangkabau pada SD, SLTP, SLTA di Sumatera Barat. Padang: Tanpa Tahun, Tanpa Penerbit.
Penghulu, H. Idrus Hakimy Dt. Rajo. 1984. Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Bandung: Remaja Karya CV.
Syarifuddin, Amir. 1984. Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Adat Minangkabau. Jakarta: Gunung Agung.
Tuah, H.Datoek, tt. Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi: Pustaka Indonesia.
1. laki-laki
Seorang penghulu adalah laki-laki, yaitu laki-laki yang dianggap memenuhi syarat dari kaumnya.2. baik zatnya
Seorang penghulu adalah orang baik. Berasal dari keluarga yang baik, baik perangai bapaknya dan baik tingkah laku ibunya. Hal ini berguna sebagai jaminan akhlak dalam kepemimpinannya.3. baliq dan berakal
Seorang penghulu harus orang dewasa yang berakal. Orang berakal dapat menimbang baik dan buruk, dapat membedakan yang benar dan yang salah. Dengan akalnya, penghulu dapat bertindak tepat dan tegu pendirian, tidak terombang-ambing dalam mengambil keputusan.4. kaya
Seorang penghulu harus kaya supaya jangan menyusahkan orang lain. ia tidak hidup dari anak kemenakannya untuk keperluan sehari-hari. Ia tidak boleh mencari keuntungan di atas kepemimpinannya.5. berilmu
Seorang penghulu harus berilmu. Ia berilmu tentang adat, hukum adat dan ketentuan adat. Di samping itu juga menguasai ilmu agama Islam untuk diamalkannya. Ilmu pengetahuan umum juga harus dimilikinya sesuai dengan aliran pada zamannya.6. adil
Seorang penghulu harus bersifat adil. Adil memperlakukan kemenakannya. Adil dalam mengambil keputusan dan menimbang atau menghukum berdasarkan kebenaran. Tidak pilih kasih antara kemenakan jauh dan kemenakan dekat.7. arif dan bijaksana
Penghulu harus seseorang yang arif dan bijaksana. Berperasaan halus, berpaham, dan berpikiran tajam. Ia mengatasi berbagai masalah dengan cara arif dan bijaksana.8. tablig
Seorang penghulu harus orang yang mampu menyampaikan segala hal yang baik-baik kepada masyarakat.9. pemurah
Seorang penghulu adalah orang pemurah. Orang yang dapat memberikan nasihat, bantuan kepada orang lain yang memerlukannya.10. tulus
Seorang penghulu adalah orang yang tulus dan ikhlas dalam melaksanakan tugasnya.11. sabar
Penghulu adalah orang yang sabar, berlapang dada, dan berpandang luas.Sumber Referensi:
Amran, Rusli. 1981. Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan.
Junus, Umar. 1984. Kaba dan Sistem Sosial Minangkabau, Suatu Problema Sosiologi Sastra. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Mahmud, St. dkk 1978. Himpunan Tambo Minangkabau dan Bukti Sejarah. Limo Kaum: Tanpa Penerbit.
Navis, A.A 1986. Alam Terkembang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Pt Pustaka Garafitipers.
Penghulu, M. Rasyid Manggis Dt. Rajo. 1982. Sejarah Ringkas Minangkabau dan Adatnya. Jakarta Mutiara.
Thaib, Darwis, glr. Dt. Sidi Bandoro. 1965. Seluk Beluk Adat Minangkabau. Bukittinggi: NV Nusantara.
Zulkarnaini. 1994. Modul Mata Pelajaran Muatan Lokal SLTP Terbuka. Jakarta: Depdikbud, Proyek Peningkatan Mutu dan Pelaksanaan Wajib Belajar SLTP.
Ramayulis, dkk. Buku Mata Pelajaran Muatan Lokal tentang Sejarah Kebudayaan Minangkabau pada SD, SLTP, SLTA di Sumatera Barat. Padang: Tanpa Tahun, Tanpa Penerbit.
Penghulu, H. Idrus Hakimy Dt. Rajo. 1984. Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Bandung: Remaja Karya CV.
Syarifuddin, Amir. 1984. Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Adat Minangkabau. Jakarta: Gunung Agung.
Tuah, H.Datoek, tt. Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi: Pustaka Indonesia.