Mengenal diri bukan hanya mengenal tentang identitas diri. Ketika anda di tanya tentang siapa anda? Besar kemungkinan anda akan menjawab nama anda, alamat, pekerjaan, pendidikan atau keluarga anda. Jawaban tersebut masih merancu pada hal-hal fisik identitas diri. Atau jika anda sendiri yang bertanya kepada diri anda sendiri tentang siapa diri anda?
Kemungkinan anda akan berpikir-pikir terlebih dahulu untuk menjawabnya. Jika demikian, bisa diartikan kita belum bisa mengenal diri secara lebih mendalam lagi. Padahal yang dimaksud dengan mengenal diri adalah mengetahui diri sendiri secara mendalam tanpa keraguan.
Filusuf besar Al Ghazali mengelompokan manusia kedalam beberapa tipe (golongan). Hal ini bisa dijadikan acuan untuk menjelaskan siapa diri kita? atau siapa saya? Tipe-tipe tersebut yaitu:
1. Orang yang tahu bahwa dirinya tahu, maka dia tahu.
2. Orang yang tahu dirinya tidak tahu, maka dia tahu.
3. Orang yang tidak tahu bahwa dirinya tahu, maka dia tidak tahu.
4. Orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, maka dia tidak tahu.
Tipe pertama, adalah tipe-tipe orang yang tahu tentang kekuatan, kelebihan dan bakat dari dirinya. Tipe ini menggambarkan orang-orang yang tahu segala hal positif yang ada di dirinya dan berpotensi untuk dikembangkan. Jika dia tahu tentang segala kelebihan itu, dan juga diakui orang lain berarti dia adalah orang yang tahu dengan kelebihan yang ia miliki. Kelebihan ini akan bermakna jika dimanfaatkan untuk mencapai segala yang diinginkannya. Jika tidak, ia hanya akan tahu tentang kelebihannya namun tidak memberi arti apa-apa. Tipe ini adalah termasuk tipe orang yang mengenal dirinya sendiri.
Tipe kedua, adalah orang yang tahu tentang kelemahan, kekurangan, kejelekan, kesalahan dirinya sendiri. Banyak orang menyebut semua itu kelemahan diri. Semua itu menggambarkan orang-orang yang tahu tentang hal-hal negatif yang ada pada dirinya, dan berpotensi untuk mengubahnya kearah yang lebih baik. Mengetahui kelemahan diri merupakan hal yang baik dan akan bermakna jika diikuti dengan mengetahui cara untuk memperbaikinya. Tipe ini juga termasuk kedalam tipe orang-orang yang mampu mengenal dirinya.
Tipe ketiga, adalah orang yang tidak tahu dengan kekuatan, kelebihan dan bakat dari dirinya. Menggambarkan orang-orang yang tidak mengenal hal-hal hal-hal positif yang berpotensi untuk dikembangkan pada dirinya. Jika bakat dan potensi dirinya saja dia tidak tahu, lalu bagaimana dia bisa mengembangkannya. Tipe ini menggambarkan orang-orang yang tidak tahu dengan dirinya sendiri. Dan terkadang orang lain lebih tahu dengan dirinya dari pada dia sendiri.
Tipe ke-empat, adalah orang yang tidak tahu kelemahan, kekurangan, kejelekan, kesalahan diri. Bisa dikatakan orang tipe ini adalah orang tidak mempedulikan kelemahan pada dirinya. Padahal jika ia tidak mengetahui kelemahan dari dirinya, bisa jadi akan berimbas buruk pada dirinya. Seringkali kita temui orang seperti ini adalah orang-orang tidak mau tahu dengan kejelekan, dan kesalahannya. Bahkan orang seperti ini sangat senang menyalahkan orang lain, tetapi tidak mau melakukan introspeksi dirinya. Tipe ini menggambarkan orang tidak mampu mengenal dirinya sendiri.
Orang-orang yang mampu mengenal diri sendiri, mengetahui kelebihan dan kelemahan diri akan mampu memberikan motivasi hidup yang lebih besar, menciptakan pengharapan yang lebih kuat, menghasilkan kemampuan memecahkan masalah yang lebih tinggi dan mampu untuk mengelola diri dengan baik.
Orang yang mengenal dirinya dengan baik akan mampu untuk mengelola dirinya. Kemampuan untuk mengelola diri tersebut akan mempengaruhi ketercapaian tujuan orang tersebut. Namun permasalahannya, Banyak orang yang terkadang merasa dan berkata bahwa ia mampu untuk mengelola dan mengendalikan dirinya, tetapi faktanya sebagian besar, mereka tidak mampu mengendalikan dirinya. Itu menandakan ia belum mampu mengenal dirinya dengan baik.
Jika telah manusia telah mampu mengelola dirinya, akan berpotensi ia juga mampu untuk memberikan motivasi kepada dirinya sendiri. Lalu, motivasi itu apa?, motivasi itu seperti dorongan. Dorongan untuk memberi semangat agar terus berusaha untuk melakukan hal-hal yang dapat mewujudkan ketercapaian suatu keinginan. Dengan kata lain motivasi merupakan kemampuan dalam meningkatkan usaha tingkat yang lebih tinggi untuk mencapai tujuan yang dikondisikan oleh kemampuan dalam usaha memberikan keputusan individu.
Kesimpulannya, agar dapat mencapai keinginannya, seseorang terlebih dahulu harus mampu mengenal dirinya sendiri. Jika ia sudah mampu mengenal diri sendiri, setelahnya ia juga akan mampu untuk mengelola dirinya. Jika sudah bisa mengelola dirinya dengan baik, pastinya ia juga mampu untuk memotivasi diri sendiri. Semua itu diawali dari diri sendiri.
Kemungkinan anda akan berpikir-pikir terlebih dahulu untuk menjawabnya. Jika demikian, bisa diartikan kita belum bisa mengenal diri secara lebih mendalam lagi. Padahal yang dimaksud dengan mengenal diri adalah mengetahui diri sendiri secara mendalam tanpa keraguan.
Filusuf besar Al Ghazali mengelompokan manusia kedalam beberapa tipe (golongan). Hal ini bisa dijadikan acuan untuk menjelaskan siapa diri kita? atau siapa saya? Tipe-tipe tersebut yaitu:
1. Orang yang tahu bahwa dirinya tahu, maka dia tahu.
2. Orang yang tahu dirinya tidak tahu, maka dia tahu.
3. Orang yang tidak tahu bahwa dirinya tahu, maka dia tidak tahu.
4. Orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, maka dia tidak tahu.
1. Tahu bahwa dirinya tahu
Tipe pertama, adalah tipe-tipe orang yang tahu tentang kekuatan, kelebihan dan bakat dari dirinya. Tipe ini menggambarkan orang-orang yang tahu segala hal positif yang ada di dirinya dan berpotensi untuk dikembangkan. Jika dia tahu tentang segala kelebihan itu, dan juga diakui orang lain berarti dia adalah orang yang tahu dengan kelebihan yang ia miliki. Kelebihan ini akan bermakna jika dimanfaatkan untuk mencapai segala yang diinginkannya. Jika tidak, ia hanya akan tahu tentang kelebihannya namun tidak memberi arti apa-apa. Tipe ini adalah termasuk tipe orang yang mengenal dirinya sendiri.
2. Tahu dirinya tidak tahu
Tipe kedua, adalah orang yang tahu tentang kelemahan, kekurangan, kejelekan, kesalahan dirinya sendiri. Banyak orang menyebut semua itu kelemahan diri. Semua itu menggambarkan orang-orang yang tahu tentang hal-hal negatif yang ada pada dirinya, dan berpotensi untuk mengubahnya kearah yang lebih baik. Mengetahui kelemahan diri merupakan hal yang baik dan akan bermakna jika diikuti dengan mengetahui cara untuk memperbaikinya. Tipe ini juga termasuk kedalam tipe orang-orang yang mampu mengenal dirinya.
3. Tidak tahu bahwa dirinya tahu
Tipe ketiga, adalah orang yang tidak tahu dengan kekuatan, kelebihan dan bakat dari dirinya. Menggambarkan orang-orang yang tidak mengenal hal-hal hal-hal positif yang berpotensi untuk dikembangkan pada dirinya. Jika bakat dan potensi dirinya saja dia tidak tahu, lalu bagaimana dia bisa mengembangkannya. Tipe ini menggambarkan orang-orang yang tidak tahu dengan dirinya sendiri. Dan terkadang orang lain lebih tahu dengan dirinya dari pada dia sendiri.
4. Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu
Tipe ke-empat, adalah orang yang tidak tahu kelemahan, kekurangan, kejelekan, kesalahan diri. Bisa dikatakan orang tipe ini adalah orang tidak mempedulikan kelemahan pada dirinya. Padahal jika ia tidak mengetahui kelemahan dari dirinya, bisa jadi akan berimbas buruk pada dirinya. Seringkali kita temui orang seperti ini adalah orang-orang tidak mau tahu dengan kejelekan, dan kesalahannya. Bahkan orang seperti ini sangat senang menyalahkan orang lain, tetapi tidak mau melakukan introspeksi dirinya. Tipe ini menggambarkan orang tidak mampu mengenal dirinya sendiri.
Jadi sudah jelas, tipe pertama dan kedua merupakan tipe orang yang mampu mengenal dirinya. Sedangkan tipe ketiga dan ke-empat merupakan tipe orang yang tidak bisa mengenal dirinya sendiri.
Orang-orang yang mampu mengenal diri sendiri, mengetahui kelebihan dan kelemahan diri akan mampu memberikan motivasi hidup yang lebih besar, menciptakan pengharapan yang lebih kuat, menghasilkan kemampuan memecahkan masalah yang lebih tinggi dan mampu untuk mengelola diri dengan baik.
Orang yang mengenal dirinya dengan baik akan mampu untuk mengelola dirinya. Kemampuan untuk mengelola diri tersebut akan mempengaruhi ketercapaian tujuan orang tersebut. Namun permasalahannya, Banyak orang yang terkadang merasa dan berkata bahwa ia mampu untuk mengelola dan mengendalikan dirinya, tetapi faktanya sebagian besar, mereka tidak mampu mengendalikan dirinya. Itu menandakan ia belum mampu mengenal dirinya dengan baik.
Jika telah manusia telah mampu mengelola dirinya, akan berpotensi ia juga mampu untuk memberikan motivasi kepada dirinya sendiri. Lalu, motivasi itu apa?, motivasi itu seperti dorongan. Dorongan untuk memberi semangat agar terus berusaha untuk melakukan hal-hal yang dapat mewujudkan ketercapaian suatu keinginan. Dengan kata lain motivasi merupakan kemampuan dalam meningkatkan usaha tingkat yang lebih tinggi untuk mencapai tujuan yang dikondisikan oleh kemampuan dalam usaha memberikan keputusan individu.
Kesimpulannya, agar dapat mencapai keinginannya, seseorang terlebih dahulu harus mampu mengenal dirinya sendiri. Jika ia sudah mampu mengenal diri sendiri, setelahnya ia juga akan mampu untuk mengelola dirinya. Jika sudah bisa mengelola dirinya dengan baik, pastinya ia juga mampu untuk memotivasi diri sendiri. Semua itu diawali dari diri sendiri.