Tela'ah Pertunjukan Randai yang Telah Membudaya dalam Masyarakat Minangkabau

Randai Minangkabau

Randai adalah suatu kesenian khas minangkabau. Sebagai kesenian minangkabau, randai merupakan seni yang kompleks. Mengapa?

Randai di laksanakan dalam bentuk teater arena atau drama lapangan. Pada masa dahulunya, randai biasanya di lakukan di lapangan terbuka dan di halaman depan rumah gadang. Berbeda dengan sekarang, randai bisa di lakukan di dalam suatu ruang atau suatu gedung.

Dalam pertunjukannya, dalam randai terdapat banyak unsur kesenian. Unsur yang terdapat dalam randai adalah seni drama, seni suara, seni tari, dan seni musik.  Unsur drama dapat terlihat dari peran para pemain yang melakukan dialog, gerak dan mimik. Unsur seni suara terlihat dalam dendang antara adegan dengan adegan lainnya. Sambil berdendang, pemain berlingkar sambil melakukan gerak pencak sebagai salah satu unsur seni tari. Seni musik terlihat pada saat musik di mainkan sebagai pengiring gerak tari atau kaba saat di bacakan. Musik pengiring randai biasanya adalah saluang, rabab, dan talempong.

Sumber cerita di ambil dari kaba. Kaba tersebut di tampilkan dalam bentuk dialog antara pemain yang di iringi oleh dendang. Sedangkan tema dari setiap pertunjukan randai sangat beraneka ragam. Sebab, di minangkabau terdapat banyak jenis kaba dengan berbagai tema.

TARI DALAM RANDAI

Pertunjukan randai di lakukan oleh banyak orang. Dalam pertunjukannya, para pelaku membentuk lingkaran, sambil melangkah sedikit demi sedikit. Terdapat banyak gerakan dalam randai ini, seperti gerakan maju, mundur ke dalam memperkecil lingkaran, lalu keluar dari lingkaran. Gerakan dasar lainnya, seperti menyepak, menerjang, atau memukul tangan. Pada bagian tertentu, para pemain juga berjalan sambil bernyanyi. Selesai bernyanyi lalu kembali melakukan gerakan pencak. begitu seterusnya, secara berulang.

Tarian dalam randai ini bersumber dari gerakan tari pencak dan gerakan silat. Gerakan pencak yang di lakukan merupakan pengembangan dari gerak dasar pencak. gerakan yang dilakukan juga terkadang seragam dan terkadang berlawanan.

Dalam tarian randai juga terdapat unsur gerakan silat. Ini terlihat pada perkelahian antara tokoh, sebagai puncak dari ketegangan. Gerakan pura-pura tersebut di lakukan dengan sebaik-baiknya agar terlihat asli di mata penontonnya. Pada bagian tertentu, pemain randai juga menggunakan senjata seperti keris. Hal tersebut agar tampilan gerakan silat terlihat lebih asli dan menegangkan, sehingga menarik untuk dilihat.

CERITA DALAM RANDAI

Dialog yang disampaikan dalam randai bersumber dari cerita kaba. Dimana, cerita dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian terbagi atas beberapa adegan. Setiap adegannya menampilkan dialog antar pelaku. Diantara adegan tersebut di tampilkan dendang dengan diiringi tarian. Biasanya cerita yang di ambil menggunakan alur maju.

Titik puncak terjadi sebagai klimaks konflik antara tokoh yang membawa kebenaran dengan tokoh yang menentang kebenaran. Selanjutnya, adegan setelah itu adalah bagian penyelesaian. Biasanya satu pertunjukan randai dapat menghabiskan beberapa jam.

Urutan peristiwa yang di tampilkan dalam randai tersebut di namakan alur cerita. Urutan tersebut tertata secara teratur  mulai dari awal sampai akhir. Dengan kata lain, cerita tersebut menggunakan alur maju. Sebab dengan alur yang demikian, penonton dapat lebih mudah dalam memahami jalan cerita dan menikmati setiap peristiwa yang di tampilkan. Sehingga, penonton juga mampu memahami makna yang mendalam dalam setiap bagiannya.

DIALOG DALAM RANDAI

Dialog dalam randai di lakukan dalam bahasa minangkabau. Bahasa yang di gunakan biasanya prosa liris dan dalam bentuk pantun. Ungkapan-ungkapan menggunakan bahasa berirama. Kadang-kadang mengandung makna kiasan. Seperti layaknya orang minangkabau, biasanya berkata dengan kata kias, buka kata langsung. Di antara prosa liris terbseut di selingi pula dengan pantun.

Misalnya dialog antara seorang anak dengan ibunya. Ibu memanggil anaknya untuk menghadap. Kemudian terjadi percakapan sebagai berikut:

Anak : 
ampunkan denai mandeh kanduang, satu salah baribu ampun, den susun jari nan sapuluah, den takuakan kapalo nan satu, denai datang maadok mandeh. Apokah sabab denai mandeh panggia, curai papahkan bakeh denai, nak sanang di dalam hati, nak sajuak di dalam kiro-kiro.

Ibu: 
anak kanduang sibiran tulang, ubek jariah palarai damam, jarek samato badan diri. Makonyo anak denai panggia, ado kato nan ka den sampaikan, ado rundiangan nan ka den paiyokan. Sabab kan baa dek baitu, anak batambah gadang juo.

Dialog tersebut, dilakukan dengan intonasi yang tepat dan mimik yang cocok. Dalam dialog tersebut, para tokoh juga harus berusaha agar penonton mudah dalam memahaminya.

DENDANG DAN KARAWITAN

Dendang dan nyanyian merupakan unsur penting dalam randai. Dendang berfungsi sebagai penyampai pesan. Dendang di sampaikan sambil melingkar. Dendang juga di tampilkan dalam berbagai irama lagu klasik minangkabau. Untuk tempo dendang yang dimainkan di sesuaikan dengan gerakan tari yang di lakukan.

Contoh:
Pemain mendendangkan sepotong kisah tentang kisah seorang gadis berjalan. Gadis itu berjalan di jalan raya menuju suatu tempat. Dalam di ungkapkan sebagai berikut:
Lah bajalan si gondo riah, bajalan si ganjua lalai, pado pai suruik nan labiah, alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati. Di hiliakan labuah nan panjang, labuah panjang liku-baliku, pudiang ameh batimba jalan, pudiang merah salo-manyalo.

Alah sarantang pajalanan, cukuik kaduo rantang panjang, hampia katibo hanyo lai, etan di rumah mamak kanduangnyo, andailah jatuah sakutiko.
Setiap kalimat akhir dari dendang tersebut diulang bersama-sama oleh para pemainnya. Sedangkan kalimat sebelumnya hanya di dendangkan oleh satu orang dari pemain. 

Posting Komentar

Apa Pendapat Anda?

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال