Apa itu antrian? tidak dijelaskan pun kita sudah tahu apa itu antrian. Antrian sering kali terjadi pada saat sedang membeli makanan pada suatu restoran terkenal atau ketika membayar tagihan listrik pada kantor PLN, atau ketika membeli tiket kereta api atau tiket bioskop, atau ketika nasabah bank sedang menunggu teller untuk melakukan transaksi dan masih banyak lagi. Kita pasti sudah pernah mengalaminya bukan? Dan yang paling pasti itu sangat membosankan dan menghabiskan waktu.
Bahkan terkadang, karena saking lama dan panjangnya antrian, kita lebih memilih kabur dan memilih alternatif lain untuk menghindari antrian tersebut. Hal-hal seperti ini jelas akan menimbulkan kerugian bagi organisasi tersebut dan kehilangan banyak pelanggan.
Secara umum, antrian bisa dikatakan suatu proses yang menyebabkan deretan tunggu. Atau bisa juga di artikan sebagai garis-garis tunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan. Lalu, apa yang menyebabkannya? biasanya karena kebutuhan akan layanan melebihi kapasitas pelayanan atau fasilitas layanan. Antrian timbul karena ketidakseimbangan antara permintaan pelayanan dengan kapasitas sistem yang memberikan layanan tersebut. Kelebihan kapasitas ini membuat layanan menjadi sibuk, sehingga Pelanggan yang datang tidak bisa langsung mendapatkan pelayanan.
Sebenarnya, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian bahkan mencegah terjadinya antrian tersebut. Tapi, jika tambahan fasilitas layanan tersebut jelas membutuhkan biaya tambahan. Biaya tambahan ini akan menimbulkan pengurangan keuntungan, bahkan dibawah keuntungan yang biasa di dapatkan. Namun, di sisi lain, antrian juga memungkinkan kehilangan pelanggan.
Fenomena seperti ini termasuk salah satu sebab munculnya model yang bisa membantu untuk mengambil keputusan yang tepat. Tujuan model tersebut adalah meminimumkan total biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena pelanggan harus dilayani. Teori tersebut disebut dengan teori antrian atau waiting line theori atau queuing theori.
Teori antrian ini pertama kali diciptakan oleh seorang ahli matematika denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. Ia mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimal dari fasilitas telepon switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan model ini meluas sejak akan perang dunia ke-2.
Sistem antrian dalam suatu organisasi memungkinkan untuk mempengaruhi dan berdampak pada desain, perencanaan, kapasitas, persediaan, penjadwalan, dn sebagainya. Melalui teori antrian ini, organisasi dapat menentukan waktu dan fasilitas yang tepat agar dapat melayani pelanggan dengan efisien. Dalam hal ini, perlu mempertimbangkan antara biaya tambahan yang dikeluarkan dengan kerugian ketika pelanggan menghadapi antrian.
Berikut adalah pengelompokan-pengelompokan yang dilakukan dalam menganalisis antrian dengan menggunakan dasar-dasar tertentu. silah dibaca.
2. Sistem pelayanan bisnis industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan sosial
2. Fasilitas layanan
Langkah kerja pertama yang harus dilakukan adalah menganalisis antrian tersebut dengan mengikuti langkah-langkah seperti berikut ini:
1. Menentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari
2. Menentukan model antrian yang cocok dalam menggambarkan sistem
3. Menggunakan formula matematik dan metode simulasi untuk menganalisis model antrian tersebut
1. Sumber masukan (input). Yaitu berapa banyak pelanggan potensial yang dapat memasuki sistem antrian
2. Pola kedatangan. Cara pelanggan memasuki sistem tersebut.
3. Disiplin pelanggan. Sebaiknya pelanggan manakah yang dilayani lebih dahulu. biasanya sistemnya yang digunakan adalah datang pertama, yang pertama dilayani.
4. Fasilitas layanan. Mengelompokan fasilitas layanan menurut jumlah yang tersedia.
5. distribusi pelayanan. Adalah waktu yang digunakan untuk melayani pelanggan dalam suatu sistem.
6. Kapasitas pelayanan. Artinya memaksimumkan jumlah pelanggan yang diperkenankan memasuki sistem.
7. Karakteristik sistem lainya. Artinya ada kemungkinan pelanggan tidak akan memasuki sistem antrian jika pelanggan lain telah banyak menunggu.
2. Multiple line. Artinya ada lebih dari satu jalur yang disediakan untuk memasuki sistem pelayanan atau fasilitas pelayanan.
Sstem antrian pelayanan tunggal yaitu dengan sebuah antrian tunggal merupakan bentuk paling sederhana dari sistem antrian. Maka sistem ini akan dapat digunakan untuk memperagakan dasar-dasar sistem antrian dalam melakukan analisis sistem antrian tungga dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Disiplin antrian. Yaitu urutan dimana pelanggan yang menunggu dilayani. Biasanya sistem yang dipakai adalah first come, first out.
2. Sifat populasi pelanggan. Dari mana pelanggan berasal
3. Tingkat kedatangan. Yaitu tingkat dimana pera pelanggan datang pada suatu fasilitas jasa selama periode waktu tertentu.
4. Tingkat pelayanan . yaitu rata-rata jumlah pelanggan yang dapat dilayani selama periode tertentu.
a. terbatas. kapasitas antrian menjadi faktor pembatas besarnya pelanggan yang dapat dilayani dalam sistem secara nyata . artinya sistem mempunyai kepanjangan antrian yang terbatas. Contoh: jumlah kamar dalam suatu rumah sakit.
b. tak terbatas. Artinya kapasitas service dengan permintaan service yang masuk sangat kontras.
2. karakteristik datangnya permintaan service. Dibagi menjadi 2 bagian :
a. Pola. pola kedatangan pelanggan tersebut juga dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Terkendali. Artinya pelayanan dilakukan dari hari ke hari pada jam yang sama dengan waktu sebelumnya
2. Tak terkendali. Artinya kedatangan pelanggan yang tidak terbatas pada jam-jam tertentu saja, melainkan setiap saat dan tidak mempunyai pola yang pasti.
b. Ukuran. Dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Tunggal atau kesatuan. Artinya permintaan service merupakan satu kesatuan. Contoh pesta disuatu restoran.
2. Jamak atau ganda. Artinya permintaan service yang datang menjadi satu kesatuan. Misalnya pemesanan direstoran ada lima kelompok.
3. Kondisi fisik. Dibagi menjadi beberapa macam seperti berikut:
4. kondisi. Pada sistem antrian dikenal dengan istilah first come, first out, sehingga siapa yang paling cepat datang maka akan cepat mendapat pelayanan dan cepat juga keluar dari sistem antrian.
5. fasilitas service. Terbagi menjadi bebrapa macam, yaitu :
6. keluar atau exit. Apabila pelanggan telah selesai mendapat pelayanan maka dapat kelura dari sistem pelayanan tersebut. Dikategorikan menjadi 2 macam yaitu:
Bahkan terkadang, karena saking lama dan panjangnya antrian, kita lebih memilih kabur dan memilih alternatif lain untuk menghindari antrian tersebut. Hal-hal seperti ini jelas akan menimbulkan kerugian bagi organisasi tersebut dan kehilangan banyak pelanggan.
Secara umum, antrian bisa dikatakan suatu proses yang menyebabkan deretan tunggu. Atau bisa juga di artikan sebagai garis-garis tunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan. Lalu, apa yang menyebabkannya? biasanya karena kebutuhan akan layanan melebihi kapasitas pelayanan atau fasilitas layanan. Antrian timbul karena ketidakseimbangan antara permintaan pelayanan dengan kapasitas sistem yang memberikan layanan tersebut. Kelebihan kapasitas ini membuat layanan menjadi sibuk, sehingga Pelanggan yang datang tidak bisa langsung mendapatkan pelayanan.
Sebenarnya, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian bahkan mencegah terjadinya antrian tersebut. Tapi, jika tambahan fasilitas layanan tersebut jelas membutuhkan biaya tambahan. Biaya tambahan ini akan menimbulkan pengurangan keuntungan, bahkan dibawah keuntungan yang biasa di dapatkan. Namun, di sisi lain, antrian juga memungkinkan kehilangan pelanggan.
Fenomena seperti ini termasuk salah satu sebab munculnya model yang bisa membantu untuk mengambil keputusan yang tepat. Tujuan model tersebut adalah meminimumkan total biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena pelanggan harus dilayani. Teori tersebut disebut dengan teori antrian atau waiting line theori atau queuing theori.
Teori antrian ini pertama kali diciptakan oleh seorang ahli matematika denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. Ia mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimal dari fasilitas telepon switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan model ini meluas sejak akan perang dunia ke-2.
Sistem antrian dalam suatu organisasi memungkinkan untuk mempengaruhi dan berdampak pada desain, perencanaan, kapasitas, persediaan, penjadwalan, dn sebagainya. Melalui teori antrian ini, organisasi dapat menentukan waktu dan fasilitas yang tepat agar dapat melayani pelanggan dengan efisien. Dalam hal ini, perlu mempertimbangkan antara biaya tambahan yang dikeluarkan dengan kerugian ketika pelanggan menghadapi antrian.
Berikut adalah pengelompokan-pengelompokan yang dilakukan dalam menganalisis antrian dengan menggunakan dasar-dasar tertentu. silah dibaca.
Sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian (Hillier dan Lieberman) yaitu :
1. Sistem pelayanan komersial2. Sistem pelayanan bisnis industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan sosial
Model antrian memiliki komponen yang terdiri dari dua komponen utama yaitu :
1. Garis tunggu2. Fasilitas layanan
Langkah kerja pertama yang harus dilakukan adalah menganalisis antrian tersebut dengan mengikuti langkah-langkah seperti berikut ini:
1. Menentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari
2. Menentukan model antrian yang cocok dalam menggambarkan sistem
3. Menggunakan formula matematik dan metode simulasi untuk menganalisis model antrian tersebut
Salanjutnya, komponen dalam sistem antrian yang harus di ketahui, yaitu :
1. Sumber masukan (input). Yaitu berapa banyak pelanggan potensial yang dapat memasuki sistem antrian
2. Pola kedatangan. Cara pelanggan memasuki sistem tersebut.
3. Disiplin pelanggan. Sebaiknya pelanggan manakah yang dilayani lebih dahulu. biasanya sistemnya yang digunakan adalah datang pertama, yang pertama dilayani.
4. Fasilitas layanan. Mengelompokan fasilitas layanan menurut jumlah yang tersedia.
5. distribusi pelayanan. Adalah waktu yang digunakan untuk melayani pelanggan dalam suatu sistem.
6. Kapasitas pelayanan. Artinya memaksimumkan jumlah pelanggan yang diperkenankan memasuki sistem.
7. Karakteristik sistem lainya. Artinya ada kemungkinan pelanggan tidak akan memasuki sistem antrian jika pelanggan lain telah banyak menunggu.
Berdasarkan jumlah baris, sistem antrian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Singel lines. Artinya hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau fasilitas pelayanan.2. Multiple line. Artinya ada lebih dari satu jalur yang disediakan untuk memasuki sistem pelayanan atau fasilitas pelayanan.
Sstem antrian pelayanan tunggal yaitu dengan sebuah antrian tunggal merupakan bentuk paling sederhana dari sistem antrian. Maka sistem ini akan dapat digunakan untuk memperagakan dasar-dasar sistem antrian dalam melakukan analisis sistem antrian tungga dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Disiplin antrian. Yaitu urutan dimana pelanggan yang menunggu dilayani. Biasanya sistem yang dipakai adalah first come, first out.
2. Sifat populasi pelanggan. Dari mana pelanggan berasal
3. Tingkat kedatangan. Yaitu tingkat dimana pera pelanggan datang pada suatu fasilitas jasa selama periode waktu tertentu.
4. Tingkat pelayanan . yaitu rata-rata jumlah pelanggan yang dapat dilayani selama periode tertentu.
Secara skematis proses deretan tunggu dapat di uraikan sebagai berikut:
1. populasi. populasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :a. terbatas. kapasitas antrian menjadi faktor pembatas besarnya pelanggan yang dapat dilayani dalam sistem secara nyata . artinya sistem mempunyai kepanjangan antrian yang terbatas. Contoh: jumlah kamar dalam suatu rumah sakit.
b. tak terbatas. Artinya kapasitas service dengan permintaan service yang masuk sangat kontras.
2. karakteristik datangnya permintaan service. Dibagi menjadi 2 bagian :
a. Pola. pola kedatangan pelanggan tersebut juga dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Terkendali. Artinya pelayanan dilakukan dari hari ke hari pada jam yang sama dengan waktu sebelumnya
2. Tak terkendali. Artinya kedatangan pelanggan yang tidak terbatas pada jam-jam tertentu saja, melainkan setiap saat dan tidak mempunyai pola yang pasti.
b. Ukuran. Dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Tunggal atau kesatuan. Artinya permintaan service merupakan satu kesatuan. Contoh pesta disuatu restoran.
2. Jamak atau ganda. Artinya permintaan service yang datang menjadi satu kesatuan. Misalnya pemesanan direstoran ada lima kelompok.
3. Kondisi fisik. Dibagi menjadi beberapa macam seperti berikut:
a. panjang antrian. Terbagi menjadi 2 yaitu:
1. terbatas. Kapasitas Batas garis deretan tunggu yang terbatas pada jumlah tertentu.
2. tak terbatas. Kapasitas batas garis deretan tunggu yang tidak ada batasnya.
b. jumlah antrian. Jumlah antrian bisa tunggal bisa juga lebih dari satu.
4. kondisi. Pada sistem antrian dikenal dengan istilah first come, first out, sehingga siapa yang paling cepat datang maka akan cepat mendapat pelayanan dan cepat juga keluar dari sistem antrian.
5. fasilitas service. Terbagi menjadi bebrapa macam, yaitu :
a. struktur antrian. Terbagi menjadi 5 macam yaitu:
1. singel channel-singel pashe. Singel channel Artinya ada satu jalur untuk memasuki pelayanan sistem. Singel phase artinya sekumpulan tunggal operasi yang dilaksanakan
2. singel channel-multi phase. Multi phase artinya ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan.
3. multi channel-singel phase. artinya terjadi kapan saja pada 2 atau lebih fasilitas pelayanan yang dialiri oleh antrian tunggal.
4. multi channel-multi phase. artinya setiap sistem mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap sehingga lebih dari satu pelanggan dapat dilayani sewaktu-waktu.
5. campuran. Artinya campuran dari 2 atau lebih fasilitas service.
b. sevice rate. Terbagi menjadi 2 macam yaitu :
1. contstan. Yaitu tingkat pelayanan dengan kecepatan rata-rata yang konstan dan bebas satu sama lainya.
2. exponential. Yaitu tingkat pelayanan dengan kecepatan rata-rata secara acak continu dengan mengukur raktu dari 1 pelayanan ke pelayanan berikutnya.
6. keluar atau exit. Apabila pelanggan telah selesai mendapat pelayanan maka dapat kelura dari sistem pelayanan tersebut. Dikategorikan menjadi 2 macam yaitu:
1. kelompok tersebut akan kembali lagi menjadi populasi dan akan meminta pelayanan kembali.
2. kelompok mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk pelayanan kembali atau reservice.