Fungsi Penghulu, Alim Ulama dan Cadiak Pandai Dalam Masyarakat Minangkabau

Penghulu, Alim Ulama dan Cadiak Pandai disebut dengan “tungku tigo sajarangan” di Minangkabau. Kehadiran ketiga pemimpin tersebut sangat dibutuhkan dan diharapkan oleh masyarakat. Penghulu (Niniak Mamak pemangku adat) mengurus masalah-masalah yang berhubungan dengan adat, alim ulama mengurus masalah agama, dan Cadiak Pandai mengurus masalah umum kemasyarakatan. Ketiga pemimpin tersebut saling mendukung dan melengkapi dalam melaksanakan fungsinya.

Fungsi Penghulu, Alim Ulama dan Cadiak Pandai Di Minangkabau

1. Penghulu (Niniak Mamak Pemangku Adat)

Penghulu (Niniak Mamak) adalah pemimpin kaum di dalam nagari (negeri), juga sebagai pemimpin dalam kaumnya. Di dalam kaum ia memimpin anak kemenakannya, memilihara harta pusaka, dan memelihara serta menjalankan adatnya. Fungsi tersebut dijelaskan dalam kato pusako (kata pusaka) adat Minangkabau sebagai berikut:

Pangulu di Minangkabau,
Ibarat kayu gadang di tangah koto,
Ureknyo tampek baselo,
Dahannyo tampek bagantuang,
Daunnyo tampek balinduang,
Tampek balinduang kapanehan,
Tampek bataduah kahujanan,
Batangnyo tampek basanda,
Ka pai tampek batanyo,
Kapulang tampek babarito,
Pusek jalo pumpunan ikan,
Hukumnyo adia, katonyo bana.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kira-kira menjadi seperti berikut: 

Pangulu di Minangkabau,
Penghulu di Minangkabau,
Ibarat kayu gadang di tangah koto,
Ibarat kayu besar di tengah koto,
Ureknyo tampek baselo,
Uratnya tempat bersela,
Dahannyo tampek bagantuang,
Dahannya tempat bergantung,
Daunnyo tampek balinduang,
Daunnya tempat berlindung,
Tampek balinduang kapanehan,
Tempat berlindung kepanasan
Tampek bataduah kahujanan,
Tempat berlindung kehujanan,
Batangnyo tampek basanda,
Batangnya tempat bersandar,
Ka pai tampek batanyo,
Akan pergi tempat bertanya,
Kapulang tampek babarito,
Akan pulang pulang tempat berberita,
Pusek jalo pumpunan ikan,
Pusat jala pumpunan ikan
Hukumnyo adia, katonyo bana.
Hukumnya adil, katanya benar. 

2. Alim Ulama (Malin)

Alim Ulama atau Malin bertugas membantu penghulu dalam melaksanakan tugasnya. Ia memberi pertimbangan kepada penghulu dalam hal-hal keagamaan. Keputusan yang berhubungan dengan agama yang akan diambil penghulu selalu didasarkan pendapat Alim Ulama. Selain itu, ia juga bertugas memimpin upacara perkawinan (pernikahan), kematian, upacara keagamaan, menjadi imam dan khatib, serta upacara ritual adat lainnya.

Tugas lain Alim Ulama adalah membimbing masyarakat dan anak-anak dalam bidang agama. Ia memberikan pelajaran mengaji di surau atau Masjid, membimbing anak-anak menunaikan ibadah shalat. Dengan kata lain, hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran akhlak dalam bidang keagamaan menjadi tanggung jawab Alim Ulama. Ia juga memberikan penyuluhan agama kepada masyarakat.

3. Cadiak Pandai

Cadiak Pandai juga bertugas membantu penghulu dalam bidang-bidang yang bersifat umum. Ia memberikan pertimbangan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kepada masyarakat, ia juga memberikan bimbingan, jika masyarakat menghadapi masalah. Cadiak Pandai memberikan ide, gagasan, pendapat untuk membantu masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik lagi.



Sumber Referensi:


Amran, Rusli. 1981. Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan.

Junus, Umar. 1984. Kaba dan Sistem Sosial Minangkabau, Suatu Problema Sosiologi Sastra. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Mahmud, St. dkk 1978. Himpunan Tambo Minangkabau dan Bukti Sejarah. Limo Kaum: Tanpa Penerbit.

Navis, A.A 1986. Alam Terkembang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Pt Pustaka Garafitipers.

Penghulu, M. Rasyid Manggis Dt. Rajo. 1982. Sejarah Ringkas Minangkabau dan Adatnya. Jakarta Mutiara.

Thaib, Darwis, glr. Dt. Sidi Bandoro. 1965. Seluk Beluk Adat Minangkabau. Bukittinggi: NV Nusantara.

Zulkarnaini. 1994. Modul Mata Pelajaran Muatan Lokal SLTP Terbuka. Jakarta: Depdikbud, Proyek Peningkatan Mutu dan Pelaksanaan Wajib Belajar SLTP.

Ramayulis, dkk. Buku Mata Pelajaran Muatan Lokal tentang Sejarah Kebudayaan Minangkabau pada SD, SLTP, SLTA di Sumatera Barat. Padang: Tanpa Tahun, Tanpa Penerbit.

Penghulu, H. Idrus Hakimy Dt. Rajo. 1984. Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Bandung: Remaja Karya CV.

Syarifuddin, Amir. 1984. Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Adat Minangkabau. Jakarta: Gunung Agung.

Tuah, H.Datoek, tt. Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi: Pustaka Indonesia.

image: www.boyyendratamin.com


Posting Komentar

Apa Pendapat Anda?

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال