Kisah Sukses Edy Joenardi, Bisnis Investasi Saham

 Berawal tahun 2003, Edy Joenardi dengan modal 62 juta dari tabungannya memulai usaha baru. Bisnis yang pertama kali ia tekuni adalah investasi saham. Edy memulai investasi dan saham melalui sejumlah broker seperti Nikko Securities dan Kim Eng Securities. Edy merupakan tipe orang yang mau belajar. Tidak lama berselang, Edy mengelami lonjakan bisnis. Sampai suatu hari ia merugi 400 Miliar.

Kisah Sukses Edy Joenardi, Bisnis Investasi Saham

Jiwa Edy terguncang. Namun cepat-cepat Edy menyadari bahwa ada yang salah dalam hidupnya. Ia merasa pamrih dan kurang bersyukur. Sejak saat itu ia bersedekah 25% dari laba yang diperolehnya. Edy pernah menyalurkan sedekah sebesar 220 miliar dari return main saham. Ia membangun mesjid dan jalan kampung, memberikan santunan pada anak yatim, memberikan 600 traktor (harganya berkisar 16-18 juta/unit) kepada para petani di berbagai pelosok.


Banyak keberuntungan yang tidak diduga-duga olehnya. Sejak saat itu bisnisnya terus berkembang dan jumlah pendapatannya terus bertambah. Pada tahun 2008, Edy menjual sahamnya di Bumi Resources, yang menyebabkan pundi-pundi kekayaannya menembus Triliunan Rupiah. Padahal ketika di bursa saham tahun 2003, Edy hanya bermodalkan uang tabungan sekitar 62 juta rupiah.


Edy mengatakan “saya tidak bisa sebutkan berapa nilai penjualan saham Bumi milik saya tahun lalu. Yang pasti, sekarang dana likuid saya pribadi dan perusahaan milik saya mencapai Rp 12-12,6 Triliun Rupiah.”


Pada saat itu Edy membeli saham dengan harga Rp 400-an/Lembar. Pada waktu yang tepat, beliau menjualnya dengan harga Rp 6.000. Jika dihitunga kira-kira capital gain yang diperolehnya mencapai Rp 5,6 triliun. Kejadian ini tidak terjadi hanya sekali. Ini baru di salah satu sahamnya di Bumi, belum saham yang lain.


Suatu Waktu, Saat pasar modal Amerika Serikat belum jatuh, Edy mendapatkan kabar dari temannya bahwa pasar modal Amerika Serikat akan ambruk. Lalu Edy segera menjual saham-sahamnya. Sebulan kemudian saham Amerika Serikat Ambruk.


Selain bermain di pasar modal, Edy Joenardi juga bermain di sektor riil. Pada tahun 2008, Edy Menyuntikkan modal sangat besar untuk bisnisnya. Kliennya antara lain, FreePort, Newmont dan BP Migas.


Edy Joenardy juga memiliki perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tabung gas perbulannya. Selain itu, beliau juga memilik pabrik amoniak nitrat di bontang, perusahaan patungan ini merupakan yang terbesar di Indonesia. Lalu Edy juga berekspansi bersama-sama temannya ke bisnis penyewaan rumah terapung yang harga sewanya mencapai US$ 75 Ribu/hari.


Di Banten, Edy join dengan teman-temannya mendirikan pabrik ban untuk alat berat. Tidak berhenti disitu saja. Edy memiliki 300 Unit mesin printing yang tersebar di Yogyakarta, Semarang dan beberapa kota lainnya.


Jika disimak, Cerita Edy Joenardi memang unik dan langka. Seperti kisah dongeng, tapi sungguh terjadi. Hingga saat ini, bisnisnya terus berkembang. Begitu juga dengan kekayaannya, yang juga terus bertambah.

Posting Komentar

Apa Pendapat Anda?

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال