Penerapan Sistem Kekerabatan menurut Adat Minangkabau

Masih ingatkah sahabat minang dengan pelajaran tentang sistem kekerabatan minangkabau?. Mungkin bisa dikatakan sistem kekerabatan minangkabau sudah mulai luntur dari masa ke masa. Bisa juga disebabkan karena pengaruh budaya lain.

Nah,... agar kita dapat kembali mengingat sistem kekerabatan di minangkabau, mari simak ulasan di bawah ini, Tapi sebelumnya, tentu kita harus tahu terlebih dahulu apa yang di maksud dengan sistem kekerabatan itu sendiri.

Sistem Kekerabatan di Minangkabau

Sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan atau kelompok. Sedangkan, kerabat adalah pertalian keluarga. Kekerabatan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pertalian keluarga. Jadi, yang dimaksud dengan sistem kekerabatan minangkabau adalah hubungan yang teratur antara individu di minangkabau sehingga membentuk suatu kesatuan atau kelompok.
Dalam "kato pusako" (kata pusaka) dikatakan..


tagak basuku mamaga suku

tagak bakampuang mamaga kampuang

tagak banagari mamaga nagari

tagak babangso mamaga bangso


Rasa kebersamaan itu juga diungkapkan dalam kata-kata sebagai berikut..



Sasakik sasanang, sahino samalu

Nan ado samo dimakan, nan indak samo dicari 

Barek samo di pikua, ringan samo di jinjiang 

Ka bukik baok mandaki, kalurah samo manurun

Tatilantang samo minum ambun 

tatilungkuik samo makan tanah 

Laki-laki samalu, parampuan sarasan


Dalam hubungan kekerabatan minangkabau, banyak sekali istilah-istilah yang dipakai. Hingga saat ini masih digunakan oleh orang minangkabau. Dalam Minangkabau sendiri, Garis keturunan yang digunakan adalah garis keturuanan dari ibu atau yang kita sebut dengan matrilineal. Artinya jika ibu bersuku caniago, maka anaknya juga caniago.

Mamak adalah saudara laki-laki ibu, entah itu adik atau kakaknya. Kemenakan adalah anak dari perempuan saudara seorang mamak. Hubungan mamak dengan kemenakan ini adalah hubungan sesuku dan seketurunan. Dikarenakan,  mamak adalah saudara laki-laki ibu.

Bapak adalah orang yang berasal dari suku lain di minangkabau. Suatu hal yang disebabkan karena adanya perkawinan dengan seorang perempuan (ibu).  Dalam perkawinan/pernikahan bapak dan ibu tidak boleh sesuku. Maka anak dengan bapak tidak sesuku atak berbeda suku. Hubungan anak dengan bapak adalah hubungan alamiah.

Sumando adalah panggilan bagi seorang bapak oleh saudara-saudara ibu. Sedangkan sumandan adalah panggilan bagi seorang ibu oleh saudara-saudara bapak.  Jadi hubungan ibu dengan saudara bapak adalah hubungan yang disebut pasumandan. Hubungan bapak dengan saudara- saudara ibu adalah sumando.

Menantu adalah panggilan dari bapak/ibu kepada suami/istri anaknya. Mertua adalah panggilan dari anak kepada bapak/ibu dari suami/istri anak tersebut. Istri mamak pun bisa di panggil mertua bagi seorang menantu. Induak bako adalah panggilan dari seorang anak kepada saudara  perempuan bapak. Anak pisang adalah panggilan dari saudara perempuan bapak kepada anak bapak atau anak saudara laki-laki perempuan(ibu) tersebut.

Itulah beberapa contoh hubungan kekerabatan yang terjadi dalam minangkabau.  Lalu bagaimana hubungan kekerabatan itu bisa terjadi?

Pertama, di sebabkan karena adanya kekerabatan didalam suku. Hal ini terjadi karena minangkabau menganut garis keturunan matrilineal. 

Kedua, karena adanya perkawinan. Hal ini menyebabkan terjadinya hubungan antara
dua suku atau lebih.

Dapat kita simpulkan, Jika kita lihat dari garis keturuanan ibu, hubungan yang terjadi adalah hubungan ibu dan anak, mamak dan kemenakan, saudara dengan saudara dan sebagainya. 

Jika kita lihat dari kekerabatan antar suku hubungan yang terjadi adalah sumando dan sumandan, minantu dan mintuo, induak bako dan anak pisang dan sebagainya. 

Posting Komentar

Apa Pendapat Anda?

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال