Cara Mengembangkan Bisnis Baru, Kenali Kendalanya

Peningkatan kemampuan dalam mengembangkan bisnis bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Keinginan tersebut perlu diimbangi dengan kemampuan yang kuat dari pengusaha itu sendiri sebagai kekuatan yang berasal dari dalam (Internal skill). Sebabnya, pengembangan bisnis adalah sekumpulan tugas-tugas yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan yang pada kenyataannya jika dimulai dari awal cukup sulit untuk dilaksanakan. Dalam perjalanannya nanti seringkali mengalami hambatan-hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja yang kurang mumpuni, kinerja keuangan yang buruk, dan sebagainya. Tetapi hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan bisnis yang baik.

Pengembangan bisnis bukan hanya masalah modal yang banyak atau tenaga kerja yang terampil, tetapi juga harus diiringi dengan niat dari diri pengusaha itu sendiri. Dengan niat yang sungguh-sungguh maka akan tercipta kemampuan mengembangkan bisnis menjadi lebih besar. Jika tidak mengembangkan bisnis dengan sungguh-sungguh maka sebaliknya bisnis akan menemui kegagalan. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bisnis dengan baik adalah dengan memberikan pendidikan, akan meningkatkan keahlian kepada pengusaha. Seperti memberikan pelatihan workshop tentang pengembangan usaha, dan sebagainya. Oleh karena itu pelatihan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih kepada pengusaha agar melakukan pengembangan usaha yang baik.

Pengembangan Bisnis, Manfaat Strategi dan Unsur Kendala

Penting sekiranya bahwa pengembangan bisnis itu merupakan bagian dari perencanaan pemasaran. Maka dari itu, pengusaha baik pengusaha kecil maupun yang besar harus mampu membuat perencanaan pemasaran terlebih dahulu sebelum mengembangkan usahanya. Dalam perencanaan tersebut terdapat beberapa hal, mulai dari analisa lingkungan, tujuan pemasaran, anggaran pemasaran, kontrol terhadap pemasaran, dan sebagainya.

Faktor modal bukanlah satu-satunya yang penting dalam pengembangan bisnis, tetapi juga strategi dalam menjalankan usaha agar menuai keberhasilan. Dengan begitu bisnis akan terus berlanjut dan tidak mengalami kebangkrutan. Oleh sebab itu, pengembangan bisnis juga tidak terlepas dari masukan-masukan atau informasi-informasi yang bersifat membangun untuk pengusaha.

Persaingan dunia usaha semakin kompetitif, apalagi dengan berlakunya kebijakan bersaing dengan dunia luar khususnya ASEAN, yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015. Ini mengharuskan dunia bisnis untuk semakin pandai dalam membuat terobosan baru dan kreatif agar konsumen mampu memilih baik secara kualitas maupun kuantitas. Kondisi ini memicu munculnya tuntutan untuk dapat mengembangkan usaha, agar terus maju dan berkembang di masa yang akan datang. Masyarakat akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memperbaiki sistem perdagangan di Indonesia, karena hambatan perdagangan tersebut berkurang, dan bisa dibilang tidak ada. Hal ini berdampak pada peningkatan ekspor, sehingga meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

MEA adalah bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Ada 4 hal yang menjadi fokus MEA, yaitu:

1. Kawasan Asia Tenggara akan menjadi satu wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan demikian, tidak ada lagi hambatan arus barang, jasa, investasi, modal serta skilled labour.

2. MEA akan menciptakan suatu kawasan yang memiliki tingkatan kompetisi yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang meliputi: competition policy, consumer protection, intellectual property rights (IPR), taxation, dan e-Commerce.

3. MEA akan menjadi kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan menjadikan UMKM sebagai prioritasnya. Hal ini akan meningkatkan daya saing serta dinamisme UMKM unutk mengembangkan usaha. UMKM akan difasilitasi dengan informasi-informasi terkini mengenai kondisi pasar, SDM, Teknologi, pengembangan usaha, dan sebagainya.

4. MEA akan menjadi kawasan terintegrasi secara penuh terhadapaperekonomian global dengan menciptakan sistem untuk peningkatan koordinasi diantara negara anggota.

Apa itu Pengembangan Bisnis?

Istilah pengembangan usaha sering mengacu pada pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain, perusahaan pihak ketiga. Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian, teknologi atau kekayaan intelektual untuk memperluas kapasitas mereka dalam mengidentifikasi, meneliti, menganalisa dan membawa ke pasar bisnis baru dan produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi/divestasi teknologi, produk dan lain-lain. Jadi, Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analisis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha (Wikipedia Indonesia).

Pengembangan bisnis adalah tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan bisnis, tetapi tidak termasuk keputusan strategis dan implementasi dari peluang pertumbuhan bisnis. Sedangkan untuk bisnis yang besar terutama dibidang teknologi industri, istilah pengembangan bisnis mengacu pada pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain.

Beberapa definisi pengembangan bisnis menurut ahli (Haris Fadilah, 2012) yaitu:

1. Mahmud Mach Foedz

Perkembangan usaha adalah perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Brown dan Petrello

Pengembangan usaha adalah usaha suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, disamping memperoleh laba.

3. Steinford

Pengembangan usaha adalah aktivitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan oleh konsumen yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima yang tidak memiliki surat izin ditempat usaha.

4. Hughes dan Kapoor

Pengembangan usaha ialah kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan.

5. Mussleman dan Jackson

Pengembangan usaha adalah suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan diorgranisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.

6. Allan Affuah

Pengembangan usaha merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya barang atau jasa yang diinginkan konsumen.

7. Glos, Steade dan Lawry

Pengembangan usaha adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang kerkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.

8. Huat T Chwee

Ada 2 pengertian pengembangan usaha, yaitu: pengembangan usaha dalam arti yang luas adalah istilah umum menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.

Unsur-Unsur Pengembangan Bisnis

Pengembangan bisnis adalah tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan bisnis, tetapi tidak termasuk keputusan strategis dan implementasi dari peluang pertumbuhan bisnis. Sedangkan untuk bisnis yang besar terutama dibidang teknologi industri, istilah pengembangan bisnis mengacu pada pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain.

Pengembangan bisnis merupakan energi khusus untuk bisa mencapai hasil yang diinginkan. Energi khusus itu adalah diharapkan memperhatikan unsur-unsur penting dalam pengembangan bisnis (Ahmad Faris Muharam, 2012) yaitu:

1. Pihak Internal (Unsur yang berasal dari dalam):

a. Adanya niat dari pengusaha atau wirausaha tersebut untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.

b. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi, cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang/produk, dan sebagainya.

c. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukan dan pengeluaran produk.

2. Pihak Eksternal (Unsur dari pihak luar)

a. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

b. Mendapatkan dana tidak hanya dari dalam seperti meminjam dari luar.

c. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik atau kondusif untuk usaha.

Dorongan untuk menyelaraskan agar usaha pengembangan bisnis dengan unsur-unsur yang penting dalam pengembangan usaha maka diperlukan juga berbagai cara (Ahmad Faris Muharam, 2012), yaitu:

1. Harga dan Kualitas

Harga dan kualitas adalah unsur strategi yang paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula.

2. Cakupan jajaran produk

Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memungkinkan pelanggan untuk memenuhui kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada gilirannya akan memberi untung pada konsumen. Namun sebaliknya, sebuah jajaran produk yang sedikit memungkinkan untuk menggali potensi produk tersebut dengan lebih dalam, mungkin termasuk banyak alternatif untuk jenis produk yang sama. Variasi produk yang sedikit juga bisa disandingkan dengan keahlian yang seksama.

3. Layanan

Siasat lain yang bisa diterapkan adalah menyertakan sebuah layanan berkualitas saat menjual sebuah produk. Cara ini diyakini dapat membedakan bisnis dari para pesaing yang hanya menawarkan sedikit atau bahkan tidak menawarkan layanan tambahan sama sekali (entrepreneur.com).

4. Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu unsur penting yang perlu dijadikan sebagai salah satu karakter dalam mengelola bisnis. Kreativitas memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan sebuah usaha. Usaha bisnis sangat perlu dikelola secara kreatif oleh pemiliknya dalam segala aspek, mulai dari ide, produksi, juga pada teknik pemasaran yang juga harus mengacu pada prinsip kreatif dan inovatif.

Cara Mengembangkan Bisnis

Pengembangan bisnis mengindentifikasi dan membangun kemitraan yang menambah nilai jual perusahaan, tujuan akhirnya mendorong pemasukan, distribusi atau meningkatkan nilai yang terkandung pada produk atau jasa yang dipasarkan tersebut. hal ini jelas berbeda dengan sales yang hampir selalu berfokus pada cara-cara tertentu untuk mendatangkan pemasukan yang lebih banyak bagi perusahaan. Perbedaan serupa terlihat saat mempekerjakan sales leader pada tahap awal pembentukan bisnis atau saat bisnis sudah berada pada tahap dewasa. Dalam upaya untuk memperluas pengembangan bisnis ada beberapa cara, yaitu:

1. Meningkatkan pemasaran dan memperluas jaringan

Pelanggan benci dengan produsen yang tidak memberikan pelayanan pasca mereka membeli produk tersebut. penting untuk fokus pada membangun hubungan dengan pelanggan, jangan hanya memikirkan untuk mendapatkan keuntungan semata.

Dalam hal ini meningkatkan pemasaran dan memperluas jaringan ada beberapa langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

a. kenalilah pelanggan

Dengan mengidentifikasi target pasar akan membantu dalam menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif.

b. Promosi Usaha dan Produk

Lakukan upaya promosi atau memperkenalkan produk bisnis kepada konsumen. Usahakan agar promosi yang dilakukan konsisten, terus-menerus, dan dengan cara-cara kreatif sehingga pelanggan tidak merasa bosan. Dengan berbagai usaha tersebut, otomatis akan menemukan pelanggan yang membutuhkan produk yang ditawarkan.

2. Jaringan melalui klien yang sudah ada dan vendor

Jangan sia-siakan kesempatan bila bekerjasama dengan klien dan vendor yang telah memberikan kesempatan bisnis berulang kali karena mereka menyukai pekerjaan calon wirausaha. Mintalah mereka untuk memberikan arahan dan rekomendasi yang akan membantu mendapatkan kesempatan bisnis dari pihak lain.

3. Fokus pada feedback dan pelanggan

Jawaban sederhana untuk pertanyaan bagaimana untuk mengembangkan bisnis adalah bahwa wirausaha harus mendengar apa yang terjadi di pasar dan pendapat para pelanggan. Jika pelanggan tidak puas dengan produk atau jasa yang ditawarkan, terlihat pada hasil penjualan. Fokus untuk mendengarkan umpan balik tentang bisnis yang sedang dijalankan akan memberi wawasan yang lebih luas.

4. Diversifikasi

Banyak bisnis lupa bahwa mereka sebenarnya memiliki kemampuan untuk memberikan penambahan produk dan layanan bagi pelanggan, yang sudah setia memakai produk yang dijual. Untuk memahami bagaimana untuk mengembangkan bisnis, pertimbangkan untuk memilih diversifikasi atau perluasan jenis produk dan layanan. Maka akan ada kemungkinan untuk menangkap segmen pasar baru.

5. Memberikan insentif tambahan kepada karyawan

Karyawan adalah bagian vital dari perusahaan yang memungkinkan suatu perusahaan dapat beroperasi. Jadikan karyawan sebagai partner bisnis dan bukan mesin bisnis. Perusahaan perlu memberikan penghargaan untuk para karyawan atas jasa mereka, apakah dalam bentuk bonus gaji, penambahan fasilitas atau waktu cuti.

6. Perencanaan sebuah strategi

Dalam menjalankan sebuah usaha apapun itu pasti membutuhkan sebuah strategi, tujuannya adalah mempermudah serta membantu pelaku usaha dalam memperhitungkan anggaran-anggaran yang nantinya akan dikeluarkan. Selain itu strategi bisnis juga menjadi acuan untuk mengembangkan usaha kecil menjadi lebih besar.

7. Penghematan biaya operasional setiap bulan

Dalam proses pengembangan usaha, pelaku usaha tidaklah harus mengeluarkan biaya operasional yang terlalu besar. Usahakan untuk memulai sebuah bisnis dengan biaya minim agar laba usaha yang didapatkan bisa lebih besar. Hal itu bertujuan untuk menekan dan mengurangi biaya yang ada. Dalam proses pengembangan ini tentu saja kreativitas kita diuji dalam menciptakan ide-ide baru namun teta hemat biaya pengeluaran.

8. Mengenali para pesaing

Jika kita tidak mengenali lawan atau pesaing bisnis, pasti kita tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, karena dalam proses ini pelaku bisnis akan selalu dituntut untuk bisa menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan usaha sehingga usaha yang dilakukan bisa lebih dilirik konsumen dibandingkan dengan produk lain.

9. Survei Harga Pasar

Dalam mengembangkan usaha, pelaku bisnis tentu saja diwajibkan untuk mengetahui harga pasar. Tujuannya adalah untuk mengetahui harga pasar yang sebenarnya. Ini juga untuk berjaga-jaga ketika harga pasar mengalami penurunan maupun kenaikan sehingga tidak salah mengambil keputusan. Jika terjadi kesalahan dalam mengambil tindakan, bisa jadi itu sangat fatal dan mempengaruhi penjualan produk yang ditawarkan tersebut.

Secara umum dalam pengembangan bisnis ada beberapa tingkatan yang perlu kamu ketahui yaitu: tingkatan produk, tingkat komersial, tingkat korporasi, dan tingkat keamanan dalam proses penjualan barang. Dalam Pelaksanaannya, Pengusaha akan menemui tingkatan dalam pengembangan bisnis tersebut, yaitu:

1. Tingkat Produk

Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru. Meskipun tingkat perkembangan usaha dapat berbeda antar perusahaan. Kategori tingkat pengembangan usaha disebut perkembangan incremental, yaitu perkembangan yang meningkatkan fungsi yang ada di platform atau teknologi, sementara pengembangan mengganggu atau terputus-putus, benar-benar hal baru yang dikembangkan dari awal.

2. Tingkat Komersial

Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospek murni et Dur, ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang sangat mendorong untuk mampu menangani banyak masalah. Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial adalah saluran atau setiap organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan terdiri dari mitra, agen, distributor, pemegang lisensi, franchise, atau cabang perusahaan itu sendiri, baik nasional atau internasional. Terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah tingkat rantai nilai.

Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan penawaran produk secara keseluruhan akan menemukan jenis pengembangan usaha/bisnis di perusahaan-perusahaan teknologi yang telah mengembangkan platform yang harus diintegrasikan atau dikombinasikan dengan teknologi lain atau platform untuk membentuk seluruh produk. Produk tersebut umumnya terdiri dari beberapa teknologi untuk membuatnya tetap hidup. Itu tidak dikembangkan hanya oleh satu perusahaan saja, tetapi beberapa perusahaan untuk menghemat waktu dalam proses usaha.

3. Tingkat Korporasi

Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu kemudian memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan. Fokusnya bukan pada produk maupun komersial melainkan pada korporasi tingkat usaha.

4. Tingkat Keamanan Dalam Proses Penjualan

Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas.

Kendala-Kendala Dalam Mengembangkan Bisnis

Mempertahankan eksistensi dan mengembangkan bisnis bukanlah persoalan mudah untuk dilakukan. Bila mudah, sudah pasti semua orang akan menjadi pengusaha yang sukses, lalu siapa yang akan menjadi pekerjaannya. Strategi yang matang harus dipersiapkan untuk membuat usaha lebih maju dari sebelumnya. Banyak pelaku bisnis kurang mencermati hal ini, sehingga yang terjadi adalah kerugian hingga akhirnya usaha tersebut gulung tikar.

Namun, jika dipelajari dengan benar, hal ini tidak akan menjadi masalah yang berat untuk dihadapi. Bahkan akan menjadi sebuah tantangan yang pada akhirnya bisa menumbuhkan ide-ide kreatif tersendiri. Terlepas dari tantang yang ada maka ada berbagai hambatan dalam mengembangkan bisnis. Hambatan-hambatan tersebut secara umum adalah:

1. Dana atau Modal Usaha

Faktor dana atau modal merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari lembaga keuangan seperti Bank sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta tidak terpenuhi.

2. Pemasaran Produk

Kesulitan dalam memasarkan produk mengacu pada penjualan yang tidak efektif dan efisien sehingga mengakibatkan persediaan produk di gudang menjadi menumpuk atau over produk, hal ini akan menciptakan biaya persediaan meningkat dan pemasukan perusahaan menjadi berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Bargaining Power pengusaha kelas bawah dalam menghadapi pengusaha kelas atas selalu lemah, terutama yang berkaitan dengan penentuan harga dan sistem pembayaran, serta pengaturan tata letak produk di department store dan supermarket. Terkadang, persaingan tidak sehat juga menjadi penyebab hal ini bisa terjadi.

Minimnya informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri adalah masalah utama yang cukup serius bagi pengusaha kelas bawah. Misalnya tentang produk apa yang diinginkan pembeli, siapa yang membeli, dimana pasar yang paling berpotensi, bagaimana cara memasarkan produk, dan tender pekerjaan utamanya pada usaha jasa.

3. Persaingan

Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pungasaha lain yang terkadang jauh lebih baik dari pengusaha lainnya. Hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami kegagalan produk.

4. Bahan Baku

Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses pengembangan bisnis. Jika ada bahan baku maka perusahaan akan tidak bisa melakukan kegiatan produksi. Rantai bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi antara lain disebabkan oleh adanya kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah, pembeli besar yang menguasai bahan baku, keengganan pengusaha besar untuk membuat kontrak dengan pengusaha kecil.

Selain itu bahan baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar bersifat monopolistik atau dikuasai pengusaha pasar. Kualitas bahan baku rendah, antara lain karena adanya standarisasi dan manipulasi kualitas bahan baku. Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran penjualan produk umumnya tidak tunai.

5. Keahlian teknis dan tenaga ahli

Seorang pengusaha membutuhkan tim kerja dan spesialisasi untuk mengembangkan perusahaannya. Untuk itu, pengusaha tersebut harus terus berinvestasi pada manusia dalam mengembangkan perusahaannya.

6. Teknologi

Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena lembaga pendidikan dan pelatihan kurang mampu menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan pengusaha kecil. Akses dan informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata, sedangkan upaya penyebarluasan masih kurang gencar. Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (teknologi tepat guna) sukar diperoleh. Lembangga independen belum ada dan belum berperan, khususnya lembaga yang mengkaji teknologi yang ditawarkan oleh pasar kepada pengusaha kecil, sehingga teknologi ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimum.

Peran instansi pemerintahan, non pemerintahan dan perguruan tinggi dalam mengidentifikasi, menemukan, menyebarluaskan dan melakukan pembinaan teknis tentang teknologi baru atau teknologi tepat guna bagi pengusaha kecil masih kurang intensif.

9. Manajemen

Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditemukan, antara lain karena pengetahuan dan manajerial skill pengusaha kecil relatif rendah. Akibatnya pengusaha kecil belum mampu menyusun strategi bisnis yang tepat. Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan dan keluarga atau rumah tangga belum dilakukan, sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash flow, serta dalam membuat perencanaan dan laporan keuangan.

10. Birokrasi

Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak pasti, serta terjadi tumpang tindih vertikal antara pusat dan daerah, horizontal antara instansi daerah. Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang tegas. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha kecil. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya yang cukup tinggi. Mekanisme pembagian kuota ekspor tidak mendukung usaha kecil untuk mampu mengekspor produknya. Banyaknya pungutan seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai.

11. Infrastruktur

Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan seringkali menghadapi gangguan disamping pelayanan petugas yang kurang baik. Kurangnya prasarana yang memadai seperti jalan, listrik, telepon, air, serta fasilitas penanganan limbah dan gangguan.

12. Kemitraan

Kemitraan antara usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar dalam pemasaran dan sistem pembayaran, baik produk maupun bahan baku dirasakan belum bermanfaat. Hubungan kemitraan tersebut dalam transfer teknologi masih kurang baik.

13. Pengembangan Produk

Banyak pebisnis pemula salah dalam menentukan bisnis yang akan ditekuni. Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat produk yang tidak dibutuhkan masyarakat. Maka penting sekiranya mendapatkan saran agar membuat produk “demand driven” yaitu produk-produk yang dibutuhkan masyarakat.

14. Memetakan Kompetisi

Calon pengusaha untuk melakukan riset S.W.O.T (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dan terus mengawasi para pesaing. Penyusunan rencana sangat penting bila kompetisi terus terjadi. Seperti Perusahaan Kodak yang merupakan penemu foto digital pertama dan kuat di fotografi. Namun karena mereka kuat menjadi tidak waspada sehingga dilewati oleh kompetitor dan akhirnya mereka gulung tikar.

15. Permintaan

Pelanggan adalah raja. untuk itu pengusaha harus menentukan siapa yang akan menjadi prioritas atas produk yang dijual. Penentuan segmentasi ini unutk mengetahui karakteristik pelanggan.

16. Pricing

Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit untuk ditentukan oleh pengusaha yang baru terjun dalam dunia bisnis. Harga yang telah ditentukan harus dapat berubah menyesuaikan situasi ekonomi, atau berinovasi dengan menciptakan produk baru yang terjangkau. Seperti Unilever yang juga menciptakan kemasan sachet, sehingga konsumen kelas bawah juga bisa membelinya.

17. Siklus Penjualan

Pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan produknya, apakah tahan lama atau tidak. Pengusaha juga harus memperhatikan lamanya produk tersebut di pasaran dengan terus berinovasi mengeluarkan produk baru. Setiap beberapa bulan sekali rilis produk baru, sehingga para pesaing tidak dapat mengejar inovasi yang dilakukan.

18. Stok

Dalam usaha perdagangan eceran atau grosir jika membeli stok yang lokasinya jauh dari tempat usaha sering terjadi keterlambatan dan membuat stok kurang lengkap dan dapat menghambat pemasukan.

19. Biaya Awal

Biaya awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal bisa diartikan belum ada strategi keuangan dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja.

20. Perbedaan Pendapat Antar Pengelola Usaha

Sering terjadi pada perusahaan yang dikelola dan dipimpin oleh beberapa orang terjadi perbedaan pandangan dalam membuat fungsi dan hak dalam menjalankan roda usaha. Sehingga perbedaan keputusan yang tidak menghasilkan keputusan utama yang akhirnya menyebabkan usaha tersebut berhenti.

Tingkatan Proses Dalam Pengembangan Bisnis

Secara umum dalam pengembangan bisnis ada beberapa tingkatan yang perlu kamu ketahui yaitu: tingkatan produk, tingkat komersial, tingkat korporasi, dan tingkat keamanan dalam proses penjualan barang. Dalam Pelaksanaannya, Pengusaha akan menemui tingkatan dalam pengembangan bisnis tersebut, yaitu:

1. Tingkat Produk

Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru. Meskipun tingkat perkembangan usaha dapat berbeda antar perusahaan. Kategori tingkat pengembangan usaha disebut perkembangan incremental, yaitu perkembangan yang meningkatkan fungsi yang ada di platform atau teknologi, sementara pengembangan mengganggu atau terputus-putus, benar-benar hal baru yang dikembangkan dari awal.

2. Tingkat Komersial

Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospek murni et Dur, ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang sangat mendorong untuk mampu menangani banyak masalah. Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial adalah saluran atau setiap organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan terdiri dari mitra, agen, distributor, pemegang lisensi, franchise, atau cabang perusahaan itu sendiri, baik nasional atau internasional. Terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah tingkat rantai nilai.

Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan penawaran produk secara keseluruhan akan menemukan jenis pengembangan usaha/bisnis di perusahaan-perusahaan teknologi yang telah mengembangkan platform yang harus diintegrasikan atau dikombinasikan dengan teknologi lain atau platform untuk membentuk seluruh produk. Produk tersebut umumnya terdiri dari beberapa teknologi untuk membuatnya tetap hidup. Itu tidak dikembangkan hanya oleh satu perusahaan saja, tetapi beberapa perusahaan untuk menghemat waktu dalam proses usaha.

3. Tingkat Korporasi

Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu kemudian memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan. Fokusnya bukan pada produk maupun komersial melainkan pada korporasi tingkat usaha.

4. Tingkat Keamanan Dalam Proses Penjualan

Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas secara berkesinambungan. Perusahaan harus terus melakukan penjualan agar arus kas terus mengalir. Apabila manajer pemasaran merasa produk perusahaan diambang siklus hidup produk, maka perusahaan peru melakukan inovasi atau bahkan menciptakan produk baru.

Manfaat Melakukan Pengembangan Bisnis

Secara umum kegiatan pengembangan bisnis berkaitan dengan kegiatan memikirkan, menimbangkan, memutuskan dan menentukan hal-hal yang dapat dirumuskan menjad 5H+1H, yaitu: “What” berkaitan dengan apa yang akan dikerjakan pengusaha dalam pengembangan bisnis. “When” berkaitan dengan kapan pengembangan bisnis itu akan dilaksanakan. “Who” berkaitan dengan siapa yang akan terlibat dalam menjalankan tugas-tugas untuk mengembangkan bisnis tersebut. “Why” berkaitan dengan mengapa pengusaha itu melakukan pengembangan bisnis. “Where” berkaitan dengan dimana pengembangan bisnis itu dapat terlaksana dengan baik. “How” berkaitan dengan bagaimana cara menjalankan pengembangan bisnis tersebut agar menghasilkan output yang optimal.

Ketika, pengusaha memutuskan untuk melakukan pengembangan bisnis, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan diantaranya:

1. Membantu pengusaha berorientasi ke masa depan pengembangan bisnis.

2. Mengkoordinasikan keputusan dan menentukan gagasan dalam pengembangan bisnis.

3. Membantu pengusaha meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar dalam rangka pengembangan usaha.

4. Membantu pengusaha untuk meningkatkan akses dan penguasaan tekonologi dalam rangka pengembangan bisnis.

5. Membantu pengusaha meningkatkan akses sumber modal usaha dan memperkuat struktur modal dalam pengembangan usaha.

6. Membantu pengusaha untuk meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen dalam rangka pengembangan usaha.


(Referensi:)
https://harrisfadilah.wordpress.com/2012/04/17/pengembangan-usaha/
achmadfarismuharam.blogspot.com/2012/11/pengembangan-usaha.html
Bisnisukm.com/cara-mengembangkan-usaha-dengan-cepat
Entrepreneur.com
Asritadda.com/cara-mengembangkan-usaha

Posting Komentar

Apa Pendapat Anda?

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال