Manajemen rantai pasokan ialah manajemen dari aktivitas aliran bahan dan jasa, transformasi menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi samapai penyerahan produk kepada pelanggan melalui saluran distribusi termasuk aliran informasi. Rantai pasokan terdiri dari organisasi yang mendahului dalam proses transformasi bahan baku menjadi barang setengah jadi, kemudian menjadi barang jadi dan akhirnya diserahkan kepada pelanggan.
Pada umumnya proses produksi hanya membutuhkan sebagian kecil dari total waktu yang dibutuhkan dari mulai proses produksi sampai barang tersebut sampai kepada pelanggan. Sebagian besar waktu dihabiskan untuk proses inventori dalam rantai pasokan. Besar waktu ini disebabkan oleh lead time yang cukup lama dalam setiap tahapan rantai pasokan. Misalnya lamanya barang disimpan di gudang, lamanya menunggu order pemesanan karena jauh dari lokasi supllier dan sebagainya. Lamanya waktu dalam rantai pasokan memboroskan biaya serta memperlambat penyerahan kepada pelanggan.
Manajemen rantai pasokan adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setangah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan (outsourcing), ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan distributor.
Manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan penyedia transportasi, transfer uang secara kredit dan tunai, para pemasok, distributor, utang dan piutang usaha, pergudangan dan persediaan, pemenuhan pesanan serta berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.
Tujuannya adalah membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Persaingan bukan lagi antar perusahaan, melainkan antar rantai pasokan. Selain itu, rantai pasokan tersebut bersifat global.
Secara umum rantai pasokan mencakup beberapa penentuan transportasi vendor, transfer kredit, pemasok, distributor dan bank, hutang dan piutang, pergudangan dan persediaan, penerimaan order, sharing pelanggan, peramalan, dan informasi produksi.
Pertama, Merestrukturisasi rantai pasokan. Biasanya ini dapat dilakukan dengan merubah lokasi dan penugasan pabarik, pasokan, dan organisasi distribusi serta model transportasi.
Kedua, merubah koordinasi dalam beberapa hal, yaitu pemesanan, penaksiran, pembekalan, dan pembagian informasi diantara anggota rantai pasokan. Organisasi juga perlu merubah bentuk hubungan supllier-konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama untuk memperbaiki kinerja dan dalam mendesain produksi.
Memilih supllier, perusahaan juga perlu menetapkan prioritas kompetitif dengan mengembangkan kriteria yang dibutuhkan. Kriteria tersebut mencakup, harga, kualitas, dan penyerahan.
Harga bahan baku akan mempengaruhi profit margin. Apalagi jika persediaan meraih sekian persentase yang sangat besar dari pendapatan perusahaan. perusahaan akan berusaha mendapatkan harga bahan yang kompetitif.
Kualitas bahan juga akan mempengaruhi kualitas produk akhir. Dengan kualitas bahan yang baik akan mengurangi tingkat kerusakan produk akhir. Dengan begitu, kerugian perusahaan dapat dikurangi. Dengan kualitas produk yang baik akan meningkatkan goodwill perusahaan dan meningkatkan penjualan di masa yang akan datang.
Penyerahan menghendaki supllier yang dapat menyerahkan pesanan dalam waktu yang singkat dan tepat waktu. Dalam hal kecepatan penyerahan bahan ini dapat dipengaruhi oleh lokasi suplier dan perusahaan.
Selain hal diatas, tipe hubungan dengan supllier juga akan berdampak pada kualitas bahan, ketepatan penyerahan dan harga bahan. Ada dua bentuk hubungan dengan supllier yaitu zero sum game, coorperative orientation.
Dalam zero sum game, terjadi hubungan menang kalah atau untung rugi. Artinya salah satu untuk satu dan yang satu akan rugi. Pada satu sisi pembeli akan menekan harga yang ditawarkan supllier serendah mungkin, dan disisi lain supllier akan menawarkan harga setinggi mungkin agar ia memperoleh untuk yang banyak. Dalam kondisi yang seperti ini, mungkin akan dimenangkan oleh pembeli,dan juga mungkin akan dimenangkan oleh supllier.
Dalam coooperative orientation, tipe hubungan antara supllier dengan perusahan ini memandang penjual dan pembeli sebagai partner. Dimana satu sama lainnya saling membantu. Orientasi kerja sama berartikan komitmen jangka panjang, yaitu kerja sama dakam peningkatan kualitas. Pembeli juga dimungkinkan untuk mendukung dalam hal manajerial, teknologi dan kapasitas kepada supllier.
Ada dua macam pertimbangan dalam pertimbangan ekonomi dalam rantai pasokan yang akan dibahas dibagian ini. Pertimbangan tersebut yaitu keputusan membuat atau membeli, dan outsourcing.
Produk atau bahan baku dalam perusahaan dapat dibuat sendiri dan juga dapat dibeli dari perusahaan lain. Pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan untuk membuat sendiri barang atau jasa yaitu;
1) menjaga kompetensi inti. Sebab produk yang diproduksi sendiri dapat terjaga kualitasnya serta relatif terjaga dari peniruan oleh pesaing.
2) mengurangi biaya produksi. sebab bagi perusahaan yang memiliki kompetensi untuk memproduksi sendiri bisa menghemat biaya dan lebih murah.
3) mencegah pemasok yang tidak baik.
4) menjaga ketepatan pasokan.
5) memanfaatkan surplus tenaga kerja atau fasilitas.
6) memperoleh kualitas yang diinginkan.
7) menghilangkan kolusi supllier. Sebab terkadang terjadi kolusi antara supllier dengan bagian pengadaan barang, sehingga barang yang tidak berkualitas bisa masuk dalam perusahaan.
8) memperoleh item yang unik yang berbeda dari pesaing.
9) melindungi personil dari pemecatan. Sebab karyawan diberdayakan untuk melakukan produksi.
10) meningkatkan ukurang perusahaan dengan memproduksi sesuai skala ekonomi.
Outsourcing merupakan transfer aktifitas perusahaan kepada pemasok eksternal. Pertimbangan perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau outsourcing barang atau jasa yaitu;
Pengalihdayaan (outsourcing) memindahkan sebagian dari yang biasanya merupakan sumber daya dan aktivitas internal ke vendor di luar perusahaan, yang membuatnya sedikit berbeda dibandingkan dengan keputusan buat atau beli. Pengalihdayaan merupakan bagian dari tren yang berkembang menuju pemanfaatan efisiensi yang akan menghasilkan spesialisasi. Vendor yang menyediakan jasa pengalihdayaan adalah tenaga ahli dalam bidangnya, dan perusahaan pengalihdayaan dapat memusatkan perhatian pada faktor penentu keberhasilan yang merupakan kemampuan intinya.
Perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dari luar. Salah satu strategi adalah pendekatan bernegosiasi dengan banyak pemasok dan mengadu satu pemasok dengan pemasok lain. Strategi kedua adalah mengembangkan hubungan “kemitraan” jangka panjang dengan sedikit pemasok untuk memuaskan pelanggan. Strategi ketiga adalah integrasi vertikal, di mana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan integrasi balik secara vertikal dengan benar-benar membeli pasokan tersebut. Variasi keempat adalah kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi vertikal yang dikenal sebagai keiretsu (pemasok menjadi bagian dari kesatua perusahaan).
Ada 5 macam strategi yang akan di bahas pada bagian ini secara lebih ringkas. Strategi tersebut yaitu, banyak supllier, sedikit supllier, integrasi vertikal, jaringan kerja keiretsu, perusahaan virtual.
Perusahaan menjalin hubungan dengan banyak supllier dan memilih supllier yang memenuhi spesifikasi yang diharapkan perusahaan. Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi “permintaan penawaran” dengan pesanan yang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah. Ini merupakan sebuah strategi umum untuk produk komoditas. Strategi menandingkan satu pemasok dengan pemasok lain dan membebani pemasok untuk dapat memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok bersaing secara agresif.
Menjaga hubungan jangka panjang dengan supllier dengan cara menjaga komitmen dalam memberikan produk. Supllier terlibat dalam inovasi produk, dan mendukung konsep Just in time. Ini adalah sebuah strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa alih-alih mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan beberapa pemasok yang setia. Para pemasok jangka panjang mulai lebih dapat memahami tujuan umum dari perusahaan pembeli dan pelanggan. Sedikit pemasok, yang masing-masing memiliki komitmen terhadap pembeli lebih ingin berpartisipasi dalam sistem JIT serta menyediakan inovasi desain dan keahlian teknologi. Secara agresif, banyak perusahaan mulai menyertakan pemasok ke dalam sistem persediaan mereka.
Integrasi vertikal berarti mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya. Pada sisi lain, integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi. Bagi perusahaan yang memiliki modal, bakat manajerial, dan permintaan yang diperlukan, integrasi vertikal mungkin dapat memberikan peluang yang memberikan peluang yang berarti untuk mengurangi biaya, kualitas yang terpercaya, dan pengiriman tepat waktu. Keuntungan lain, berupa pengurangan persediaan dan penjadwalan, dapat diperoleh perusahaan yang secara efektif mengelola integrasi vertikal atau hubungan yang dekat dan saling menguntungkan dengan para pemasok.
Mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa yang sebelumnya dibeli dari pemasok. Integrasi vertikal dapat berbentuk;
Jaringan kerja keiretsu merupakan tengah-tengah antara supllier sedikit dengan integritas vertikal. Supllier merupakan bagian dari koalisi perusahaan, melalui kepemilikan perusahaan pemasok maupun pemberi pinjaman perusahaan pemasok. Pemasok diperlakukan sebagai partner, sehingga perusahaan memberikan keahlian teknik dan kualitas produksi yang stabil.
Banyak perusahaan manufaktur besar Jepang telah menemukan titik tengah antara pembelian dari pemasok yang berjumlah sedikit dengan integrasi vertikal. Anggota keiretsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang sehingga diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu produksi untuk manufaktur tersebut. Anggota keiretsu dapat memiliki pemasok di bawahnya, serta menjadikan pemasok tingkat kedua atau bahkan ketiga sebagai bagian dari koalisi.
Perusahaan yang membina hubungan dengan berbagai supllier untuk memberikan servis pada permintaan. Supllier memberikan berbagai jasa seperti penerimaan karyawan, mendesain, menghasilkan komponen, pengujian dan pendistribusian produk. Keunggulan dari hal ini adalah keahlian manajemen terspesialisasi, investasi modal rendah, fleksibel, dan cepat.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, keterbatasan dari integral vertikal sangatlah banyak. Masyarakat teknologi terus menuntut spesialisasi lebih lanjut yang nantinya dapat membuat integrasi vertikal menjadi semakin rumit. Lebih dari itu, sebuah perusahaan yang memiliki semua divisi atau departemen mungkin menjadi terlalu birokratis untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Maka dari itu diperlukan pemasok yang fleksibel. Perusahaan maya mengandalkan berbagai jenis hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atau permintaan yang diinginkan. Perusahaan maya memiliki batasan organisasi yang selalu berubah dan bergerak, seta menjadikan mereka dapat menciptakan sebuah perusahaan unik untuk memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah.
Pada umumnya proses produksi hanya membutuhkan sebagian kecil dari total waktu yang dibutuhkan dari mulai proses produksi sampai barang tersebut sampai kepada pelanggan. Sebagian besar waktu dihabiskan untuk proses inventori dalam rantai pasokan. Besar waktu ini disebabkan oleh lead time yang cukup lama dalam setiap tahapan rantai pasokan. Misalnya lamanya barang disimpan di gudang, lamanya menunggu order pemesanan karena jauh dari lokasi supllier dan sebagainya. Lamanya waktu dalam rantai pasokan memboroskan biaya serta memperlambat penyerahan kepada pelanggan.
Manajemen rantai pasokan adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setangah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan (outsourcing), ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan distributor.
Manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan penyedia transportasi, transfer uang secara kredit dan tunai, para pemasok, distributor, utang dan piutang usaha, pergudangan dan persediaan, pemenuhan pesanan serta berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.
Tujuannya adalah membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Persaingan bukan lagi antar perusahaan, melainkan antar rantai pasokan. Selain itu, rantai pasokan tersebut bersifat global.
Secara umum rantai pasokan mencakup beberapa penentuan transportasi vendor, transfer kredit, pemasok, distributor dan bank, hutang dan piutang, pergudangan dan persediaan, penerimaan order, sharing pelanggan, peramalan, dan informasi produksi.
Dalam memperbaiki kinerja rantai pasokan, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
Pertama, Merestrukturisasi rantai pasokan. Biasanya ini dapat dilakukan dengan merubah lokasi dan penugasan pabarik, pasokan, dan organisasi distribusi serta model transportasi.
Kedua, merubah koordinasi dalam beberapa hal, yaitu pemesanan, penaksiran, pembekalan, dan pembagian informasi diantara anggota rantai pasokan. Organisasi juga perlu merubah bentuk hubungan supllier-konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama untuk memperbaiki kinerja dan dalam mendesain produksi.
Memilih supllier, perusahaan juga perlu menetapkan prioritas kompetitif dengan mengembangkan kriteria yang dibutuhkan. Kriteria tersebut mencakup, harga, kualitas, dan penyerahan.
Harga bahan baku akan mempengaruhi profit margin. Apalagi jika persediaan meraih sekian persentase yang sangat besar dari pendapatan perusahaan. perusahaan akan berusaha mendapatkan harga bahan yang kompetitif.
Kualitas bahan juga akan mempengaruhi kualitas produk akhir. Dengan kualitas bahan yang baik akan mengurangi tingkat kerusakan produk akhir. Dengan begitu, kerugian perusahaan dapat dikurangi. Dengan kualitas produk yang baik akan meningkatkan goodwill perusahaan dan meningkatkan penjualan di masa yang akan datang.
Penyerahan menghendaki supllier yang dapat menyerahkan pesanan dalam waktu yang singkat dan tepat waktu. Dalam hal kecepatan penyerahan bahan ini dapat dipengaruhi oleh lokasi suplier dan perusahaan.
Selain hal diatas, tipe hubungan dengan supllier juga akan berdampak pada kualitas bahan, ketepatan penyerahan dan harga bahan. Ada dua bentuk hubungan dengan supllier yaitu zero sum game, coorperative orientation.
Dalam zero sum game, terjadi hubungan menang kalah atau untung rugi. Artinya salah satu untuk satu dan yang satu akan rugi. Pada satu sisi pembeli akan menekan harga yang ditawarkan supllier serendah mungkin, dan disisi lain supllier akan menawarkan harga setinggi mungkin agar ia memperoleh untuk yang banyak. Dalam kondisi yang seperti ini, mungkin akan dimenangkan oleh pembeli,dan juga mungkin akan dimenangkan oleh supllier.
Dalam coooperative orientation, tipe hubungan antara supllier dengan perusahan ini memandang penjual dan pembeli sebagai partner. Dimana satu sama lainnya saling membantu. Orientasi kerja sama berartikan komitmen jangka panjang, yaitu kerja sama dakam peningkatan kualitas. Pembeli juga dimungkinkan untuk mendukung dalam hal manajerial, teknologi dan kapasitas kepada supllier.
Pertimbangan Ekonomi Dalam Rantai Pasokan
Ada dua macam pertimbangan dalam pertimbangan ekonomi dalam rantai pasokan yang akan dibahas dibagian ini. Pertimbangan tersebut yaitu keputusan membuat atau membeli, dan outsourcing.
Keputusan Membuat atau Membeli
Produk atau bahan baku dalam perusahaan dapat dibuat sendiri dan juga dapat dibeli dari perusahaan lain. Pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan untuk membuat sendiri barang atau jasa yaitu;
1) menjaga kompetensi inti. Sebab produk yang diproduksi sendiri dapat terjaga kualitasnya serta relatif terjaga dari peniruan oleh pesaing.
2) mengurangi biaya produksi. sebab bagi perusahaan yang memiliki kompetensi untuk memproduksi sendiri bisa menghemat biaya dan lebih murah.
3) mencegah pemasok yang tidak baik.
4) menjaga ketepatan pasokan.
5) memanfaatkan surplus tenaga kerja atau fasilitas.
6) memperoleh kualitas yang diinginkan.
7) menghilangkan kolusi supllier. Sebab terkadang terjadi kolusi antara supllier dengan bagian pengadaan barang, sehingga barang yang tidak berkualitas bisa masuk dalam perusahaan.
8) memperoleh item yang unik yang berbeda dari pesaing.
9) melindungi personil dari pemecatan. Sebab karyawan diberdayakan untuk melakukan produksi.
10) meningkatkan ukurang perusahaan dengan memproduksi sesuai skala ekonomi.
Outsourcing
Outsourcing merupakan transfer aktifitas perusahaan kepada pemasok eksternal. Pertimbangan perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau outsourcing barang atau jasa yaitu;
-membebaskan manajemen untuk lebih berkonsentrasi dalam bisnis utama
-mengurangi biaya. Sebab belum tentu memproduksi sendiri lebih murah dari pada membeli apabila tidak memiliki kompetensi
-menjaga komitmen pemasok. Sebab terjadi kerja sama dalam pasokan barang
-memperoleh keahlian teknik atau manajemen. Sebab lebih berkonsentrasi pada kompetensi inti
-mencukupi kapasitas yang tidak cukup
-mengurangi biaya persediaan
-memperoleh alternatif sumber
-item diproteksi dengan rahasia perdagangan
Pengalihdayaan (outsourcing) memindahkan sebagian dari yang biasanya merupakan sumber daya dan aktivitas internal ke vendor di luar perusahaan, yang membuatnya sedikit berbeda dibandingkan dengan keputusan buat atau beli. Pengalihdayaan merupakan bagian dari tren yang berkembang menuju pemanfaatan efisiensi yang akan menghasilkan spesialisasi. Vendor yang menyediakan jasa pengalihdayaan adalah tenaga ahli dalam bidangnya, dan perusahaan pengalihdayaan dapat memusatkan perhatian pada faktor penentu keberhasilan yang merupakan kemampuan intinya.
Strategi (Kemitraan) dalam Rantai Pasokan
Perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dari luar. Salah satu strategi adalah pendekatan bernegosiasi dengan banyak pemasok dan mengadu satu pemasok dengan pemasok lain. Strategi kedua adalah mengembangkan hubungan “kemitraan” jangka panjang dengan sedikit pemasok untuk memuaskan pelanggan. Strategi ketiga adalah integrasi vertikal, di mana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan integrasi balik secara vertikal dengan benar-benar membeli pasokan tersebut. Variasi keempat adalah kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi vertikal yang dikenal sebagai keiretsu (pemasok menjadi bagian dari kesatua perusahaan).
Ada 5 macam strategi yang akan di bahas pada bagian ini secara lebih ringkas. Strategi tersebut yaitu, banyak supllier, sedikit supllier, integrasi vertikal, jaringan kerja keiretsu, perusahaan virtual.
1. Banyak supllier
Perusahaan menjalin hubungan dengan banyak supllier dan memilih supllier yang memenuhi spesifikasi yang diharapkan perusahaan. Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi “permintaan penawaran” dengan pesanan yang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah. Ini merupakan sebuah strategi umum untuk produk komoditas. Strategi menandingkan satu pemasok dengan pemasok lain dan membebani pemasok untuk dapat memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok bersaing secara agresif.
2. Sedikit supllier
Menjaga hubungan jangka panjang dengan supllier dengan cara menjaga komitmen dalam memberikan produk. Supllier terlibat dalam inovasi produk, dan mendukung konsep Just in time. Ini adalah sebuah strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa alih-alih mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan beberapa pemasok yang setia. Para pemasok jangka panjang mulai lebih dapat memahami tujuan umum dari perusahaan pembeli dan pelanggan. Sedikit pemasok, yang masing-masing memiliki komitmen terhadap pembeli lebih ingin berpartisipasi dalam sistem JIT serta menyediakan inovasi desain dan keahlian teknologi. Secara agresif, banyak perusahaan mulai menyertakan pemasok ke dalam sistem persediaan mereka.
3. Integrasi vertikal
Integrasi vertikal berarti mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya. Pada sisi lain, integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi. Bagi perusahaan yang memiliki modal, bakat manajerial, dan permintaan yang diperlukan, integrasi vertikal mungkin dapat memberikan peluang yang memberikan peluang yang berarti untuk mengurangi biaya, kualitas yang terpercaya, dan pengiriman tepat waktu. Keuntungan lain, berupa pengurangan persediaan dan penjadwalan, dapat diperoleh perusahaan yang secara efektif mengelola integrasi vertikal atau hubungan yang dekat dan saling menguntungkan dengan para pemasok.
Mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa yang sebelumnya dibeli dari pemasok. Integrasi vertikal dapat berbentuk;
-integrasi kedepan. Memproduksi sendiri komponen produk akhir.
-integrasi kebelakang. Memproduksi sendiri bahan yang tadinya dibeli kepada supllier.
4. Jaringan kerja keiretsu
Jaringan kerja keiretsu merupakan tengah-tengah antara supllier sedikit dengan integritas vertikal. Supllier merupakan bagian dari koalisi perusahaan, melalui kepemilikan perusahaan pemasok maupun pemberi pinjaman perusahaan pemasok. Pemasok diperlakukan sebagai partner, sehingga perusahaan memberikan keahlian teknik dan kualitas produksi yang stabil.
Banyak perusahaan manufaktur besar Jepang telah menemukan titik tengah antara pembelian dari pemasok yang berjumlah sedikit dengan integrasi vertikal. Anggota keiretsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang sehingga diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu produksi untuk manufaktur tersebut. Anggota keiretsu dapat memiliki pemasok di bawahnya, serta menjadikan pemasok tingkat kedua atau bahkan ketiga sebagai bagian dari koalisi.
5. Perusahaan virtual
Perusahaan yang membina hubungan dengan berbagai supllier untuk memberikan servis pada permintaan. Supllier memberikan berbagai jasa seperti penerimaan karyawan, mendesain, menghasilkan komponen, pengujian dan pendistribusian produk. Keunggulan dari hal ini adalah keahlian manajemen terspesialisasi, investasi modal rendah, fleksibel, dan cepat.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, keterbatasan dari integral vertikal sangatlah banyak. Masyarakat teknologi terus menuntut spesialisasi lebih lanjut yang nantinya dapat membuat integrasi vertikal menjadi semakin rumit. Lebih dari itu, sebuah perusahaan yang memiliki semua divisi atau departemen mungkin menjadi terlalu birokratis untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Maka dari itu diperlukan pemasok yang fleksibel. Perusahaan maya mengandalkan berbagai jenis hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atau permintaan yang diinginkan. Perusahaan maya memiliki batasan organisasi yang selalu berubah dan bergerak, seta menjadikan mereka dapat menciptakan sebuah perusahaan unik untuk memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah.