William Soeryadjaya termasuk orang yang sangat berjasa kepada rakyat indonesia karena berkat usahanya jugalah kita bisa menikmati mudahnya berkendaraan . PT Astra Internasional Inc, adalah perusahaan yang sudah melambungkan namanya.
Dalam masyarakat Astra dikenal sebagai perakit dan pemasar merek mobil dan sepeda motor terkemuka, seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nisan Diesel, dan Peugeot serta sepeda motor merk Honda. Sebetulnya astra pernah bergerak diberbagai bidang,mulai dari otomotif, layanan keuangan, alat-alat berat, tambang dan energi, agribisnis, informasi teknologi, infrastruktur dan distributor.
Dalam sebuah sumber, total perusahaan yang pernah dimiliki oleh William Soeryadjaya adalah 413 perusahaan.
William Soeryadjaya merupakan salah satu konglomerat yang sangat sukses. William merupakan pebisnis handal yang memulai usahanya dari bawah. Ia adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ketika ia sekolah,prestasinya pun tidak begitu baik, dan ia juga pernah tinggal kelas. Namun dibalik buruknya prestasi William di sekolah, ia sangat menyukai pelajaran ekonomi dan tata buku.
Ketika William Soeryadjaya berusia 12 tahun ia sudah menjadi anak yatim piatu. Maka dari itu ia harus berusaha dan bekerja keras. Ia mendapat tugas untuk meneruskan usaha ayahnya yang berjualan hasil bumi.
Pada usianya yang ke-19, William putus sekolah karena banyak hal. William memutuskan untuk berdagang agar kebutuhan sehari-harinya dapat terpenuhi. Disinilah semua usaha dan kerja keras William berawal.
Ketika itu, di Cirebon mengalami kekurangan kertas bekas. William berusaha mencari info dimana ia dapat menemukan kertas bekas tersebut. Hingga akhirnya ia mengetahui bahwa di bandung terdapat banyak kertas bekas. William pun pergi ke bandung dan membawa kembali kertas bekas tersebut ke cirebon untuk dijual kembali. Penjualan kertas bekas ini pun memberikan keuntungan yang lumayan banyak bagi William. Keuntungannya ia putar kembali untuk berdagang. Wiliam berusaha mencari peluang lain yang bisa ia lakukan.
Menjadi pemasok benang tenun adalah bisnis yang berikutnya ia lakukan, yang bertempat di pabrik tekstil di Majalaya. Ia terus berusaha hingga ia mendapatkan keuntungan lagi dari bisnis ini. Setelah mendapatkan keuntungan, kemudian ia kembangkan kembali dengan beralih ke bisnis lain yaitu menjual minyak kacang, beras dan gula.
Bisnis William terus berkembang namun ia menyadari perkembangannya tidak begitu cepat. Kemudian ia memutuskan untuk berpindah ke kota bandung. William melihat potensi bisnis di kota ini lebih besar jika dibandingkan dengan Majalengka. Menurutnya perputaran uang di kota ini lebih cepat dan lebih besar.
Pada usianya beranjak 24 tahun, William menikah dengan wanita keturunan Tionghoa yang kerap dipanggil dengan Lily. Setelah 2 minggu berlalu dari hari Ha, ia memutuskan untuk berlayar kebelanda. Disinilah ia belajar berbagai hal tentang penyamakan kulit. Tak lama kemudian istri pun mengikutinya kebelanda. Hidup penuh kesederhanaan dengan berjualan kacang dan roko yang dikirim dari bandung bersama istrinya.
Setelah sekian lama tinggal di belanda William pun sudah sangat jago dalam penyamakan kulit. Kemudian ia pun pulang ke indonesia dan mendirikan pabrik kulit. Pada saat itu usaha kulit belum sebanyak sekarang. Perkembangannya begitu cepat dan menghasilkan laba yang besar.
Sukses dalam bisnis kulit, William memulai lagi mencari bisnis lain. William mendirikan CV Sanggabuana yang bergerak dibidang perdagangan dan ekspor-impor. Malangnya, Bisnis ini memberikan kerugian yang besar padanya. Hal ini disebabkan karena ia ditipu rekannya sendiri.
Pada usianya yang ke-35 tahun, William bersama saudara dan teman-temannya mendirikan Astra. Awalnya Astra bergerak dalam bidang distribusi minuman ringan, lalu beralih ke ekspor minyak bumi dan minyak serai. Setelah itu beralih ke bisnis alat-alat berat, alat tulis kantor, dan perkayuan.
Pada usianya yang ke-45, William akhirnya pun mendapatkan kesempatan untuk mendatangkan truk. Ini adalah proyek pada masa orde baru. William mendatangkan 800 truk Chevrolet dan General motor, sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Tidak membutuhkan waktu yang lama, William mendapat laba yang sangat besar. Hingga pada tahun 1969, William membeli 60% saham Gaya motor.
Pada usianya yang ke-55, pada tahun 1977, Astra membuat mobil Toyota Kijang. Penjualannya mencapai 200 unit perbulan pada tahun itu. Hingga Hijang Innova berproduksi lebih dari 3.000 unit perbulan yang siap melayani pasar domestik dan ekspor.
Pada usianya yang ke-62 tahun,pada tahun 1984, ia menjual tanah kepunyaannya yang berlokasi di jakarta selatan dengan harga yang murah. Pada tahun ini, William masuk ke agrobisnis, lalu membeli Summa Handels bank Ag, Deulsdorf, Jerman.
Pada usianya yang ke-63, William pun mulai mengekspor busi dan mesin Toyota.
Pada usianya yang ke-68 tahun, pada tahun 1990, Astra mencatatkan sahamnya di bursa saham jakarta dan Surabaya.
Pada usianya yang ke-70 tahun yaitu tahun 1992, William terpaksa menjual Astra . hal ini disebabkann karena bank Summa yang dipegang anaknya yang bernama Edward mengalami kebangkrutan. Edward dikenal sangat loyal kepada teman-temannya, mengasih kredit dengan gampang kepada teman-temannya lalu tak sanggup untuk membayarnya kembali, dan terjadilah kredit macet. Menyebabkan Hutang bank Summa mencapai triliunan rupiah. Penjualan Astra ini digunakan untuk melunasi utang dari bank Summa tersebut.
Meski William harus kehilangan Astra, ia masih mempunyai ratusan perusahaan lainnya. Walaupun tidak sekaya dulu, William tetap termasuk salah satu konglomerat yang kaya. Dari sekitar 413 perusahaan yang ia miliki, akhirnya menjadi 322 perusahaan.
Pada usianya yang ke-78, pada tahun 2000, William berhasil menjadi pemegang saham mayoritas PT. Van der host indonesia (vdhi). Lalu ia mengubah VDHI menjadi PT Siwani Makmur.
Pada usianya yang ke-88 tahun, yaitu tahun 2010, tanggal 2 april pada pukul 22.43, William menghembuskan nafas terakhirnya. Meninggalkan jasa dan nama baik kepada semua orang. Pemakaman beliau dihadiri ribuan orang, mulai dari para konglomerat sampai tukang sapu sekalipun memberikan penghormatan terakhir kepada William.
Tips bisnis William soeryadjaya:
Nama: William Soeryadjaya
Tanggal lahir : 20 Desember 1992
Tempat lahir : Majalengka, Jawa barat
Dalam masyarakat Astra dikenal sebagai perakit dan pemasar merek mobil dan sepeda motor terkemuka, seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nisan Diesel, dan Peugeot serta sepeda motor merk Honda. Sebetulnya astra pernah bergerak diberbagai bidang,mulai dari otomotif, layanan keuangan, alat-alat berat, tambang dan energi, agribisnis, informasi teknologi, infrastruktur dan distributor.
Dalam sebuah sumber, total perusahaan yang pernah dimiliki oleh William Soeryadjaya adalah 413 perusahaan.
William Soeryadjaya merupakan salah satu konglomerat yang sangat sukses. William merupakan pebisnis handal yang memulai usahanya dari bawah. Ia adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ketika ia sekolah,prestasinya pun tidak begitu baik, dan ia juga pernah tinggal kelas. Namun dibalik buruknya prestasi William di sekolah, ia sangat menyukai pelajaran ekonomi dan tata buku.
Ketika William Soeryadjaya berusia 12 tahun ia sudah menjadi anak yatim piatu. Maka dari itu ia harus berusaha dan bekerja keras. Ia mendapat tugas untuk meneruskan usaha ayahnya yang berjualan hasil bumi.
Pada usianya yang ke-19, William putus sekolah karena banyak hal. William memutuskan untuk berdagang agar kebutuhan sehari-harinya dapat terpenuhi. Disinilah semua usaha dan kerja keras William berawal.
Ketika itu, di Cirebon mengalami kekurangan kertas bekas. William berusaha mencari info dimana ia dapat menemukan kertas bekas tersebut. Hingga akhirnya ia mengetahui bahwa di bandung terdapat banyak kertas bekas. William pun pergi ke bandung dan membawa kembali kertas bekas tersebut ke cirebon untuk dijual kembali. Penjualan kertas bekas ini pun memberikan keuntungan yang lumayan banyak bagi William. Keuntungannya ia putar kembali untuk berdagang. Wiliam berusaha mencari peluang lain yang bisa ia lakukan.
Menjadi pemasok benang tenun adalah bisnis yang berikutnya ia lakukan, yang bertempat di pabrik tekstil di Majalaya. Ia terus berusaha hingga ia mendapatkan keuntungan lagi dari bisnis ini. Setelah mendapatkan keuntungan, kemudian ia kembangkan kembali dengan beralih ke bisnis lain yaitu menjual minyak kacang, beras dan gula.
Bisnis William terus berkembang namun ia menyadari perkembangannya tidak begitu cepat. Kemudian ia memutuskan untuk berpindah ke kota bandung. William melihat potensi bisnis di kota ini lebih besar jika dibandingkan dengan Majalengka. Menurutnya perputaran uang di kota ini lebih cepat dan lebih besar.
Pada usianya beranjak 24 tahun, William menikah dengan wanita keturunan Tionghoa yang kerap dipanggil dengan Lily. Setelah 2 minggu berlalu dari hari Ha, ia memutuskan untuk berlayar kebelanda. Disinilah ia belajar berbagai hal tentang penyamakan kulit. Tak lama kemudian istri pun mengikutinya kebelanda. Hidup penuh kesederhanaan dengan berjualan kacang dan roko yang dikirim dari bandung bersama istrinya.
Setelah sekian lama tinggal di belanda William pun sudah sangat jago dalam penyamakan kulit. Kemudian ia pun pulang ke indonesia dan mendirikan pabrik kulit. Pada saat itu usaha kulit belum sebanyak sekarang. Perkembangannya begitu cepat dan menghasilkan laba yang besar.
Sukses dalam bisnis kulit, William memulai lagi mencari bisnis lain. William mendirikan CV Sanggabuana yang bergerak dibidang perdagangan dan ekspor-impor. Malangnya, Bisnis ini memberikan kerugian yang besar padanya. Hal ini disebabkan karena ia ditipu rekannya sendiri.
Pada usianya yang ke-35 tahun, William bersama saudara dan teman-temannya mendirikan Astra. Awalnya Astra bergerak dalam bidang distribusi minuman ringan, lalu beralih ke ekspor minyak bumi dan minyak serai. Setelah itu beralih ke bisnis alat-alat berat, alat tulis kantor, dan perkayuan.
Pada usianya yang ke-45, William akhirnya pun mendapatkan kesempatan untuk mendatangkan truk. Ini adalah proyek pada masa orde baru. William mendatangkan 800 truk Chevrolet dan General motor, sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Tidak membutuhkan waktu yang lama, William mendapat laba yang sangat besar. Hingga pada tahun 1969, William membeli 60% saham Gaya motor.
Pada usianya yang ke-55, pada tahun 1977, Astra membuat mobil Toyota Kijang. Penjualannya mencapai 200 unit perbulan pada tahun itu. Hingga Hijang Innova berproduksi lebih dari 3.000 unit perbulan yang siap melayani pasar domestik dan ekspor.
Pada usianya yang ke-62 tahun,pada tahun 1984, ia menjual tanah kepunyaannya yang berlokasi di jakarta selatan dengan harga yang murah. Pada tahun ini, William masuk ke agrobisnis, lalu membeli Summa Handels bank Ag, Deulsdorf, Jerman.
Pada usianya yang ke-63, William pun mulai mengekspor busi dan mesin Toyota.
Pada usianya yang ke-68 tahun, pada tahun 1990, Astra mencatatkan sahamnya di bursa saham jakarta dan Surabaya.
Pada usianya yang ke-70 tahun yaitu tahun 1992, William terpaksa menjual Astra . hal ini disebabkann karena bank Summa yang dipegang anaknya yang bernama Edward mengalami kebangkrutan. Edward dikenal sangat loyal kepada teman-temannya, mengasih kredit dengan gampang kepada teman-temannya lalu tak sanggup untuk membayarnya kembali, dan terjadilah kredit macet. Menyebabkan Hutang bank Summa mencapai triliunan rupiah. Penjualan Astra ini digunakan untuk melunasi utang dari bank Summa tersebut.
Meski William harus kehilangan Astra, ia masih mempunyai ratusan perusahaan lainnya. Walaupun tidak sekaya dulu, William tetap termasuk salah satu konglomerat yang kaya. Dari sekitar 413 perusahaan yang ia miliki, akhirnya menjadi 322 perusahaan.
Pada usianya yang ke-78, pada tahun 2000, William berhasil menjadi pemegang saham mayoritas PT. Van der host indonesia (vdhi). Lalu ia mengubah VDHI menjadi PT Siwani Makmur.
Pada usianya yang ke-88 tahun, yaitu tahun 2010, tanggal 2 april pada pukul 22.43, William menghembuskan nafas terakhirnya. Meninggalkan jasa dan nama baik kepada semua orang. Pemakaman beliau dihadiri ribuan orang, mulai dari para konglomerat sampai tukang sapu sekalipun memberikan penghormatan terakhir kepada William.
Tips bisnis William soeryadjaya:
Awali semuanya dari sebuah mimpi yang besar.
Masuk pada bidang bisnis yang tepat.
Tunjukan kepedulian kepada karyawan.
Jadilah orang dermawan
bekerja keras dan terus berusaha.
Menjaga hubungan baik.
Buatlah manajemen yang mantap.